Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Hormati Keputusan Paus

Kompas.com - 12/02/2013, 03:06 WIB

Vatikan, Senin - Rasa hormat dan simpati muncul dari berbagai penjuru dunia menyusul keputusan Paus Benediktus XVI untuk mengundurkan diri. Pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu mengejutkan dunia, Senin (11/2), dengan keputusan dia untuk mundur pada 28 Februari 2013.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande termasuk tokoh yang langsung menanggapi keputusan Paus kelahiran Marktl, Bavaria, Jerman, 85 tahun lalu itu. Merkel mengatakan, dia sangat menghormati keputusan sulit yang diambil oleh Paus.

”Dia tetap akan menjadi salah satu pemikir agama paling penting di zaman ini,” kata Merkel. Adapun Hollande menyebut keputusan Paus sebagai ”sungguh terhormat”.

Juru bicara Pemerintah Jerman, Steffen Seibert, mengatakan, Paus layak mendapat ucapan terima kasih atas karyanya selama hampir delapan tahun sebagai Paus. ”Dia meninggalkan jejak personal di Gereja Katolik, baik sebagai pemikir gereja maupun sebagai gembala umat,” ujarnya.

Dalam pernyataannya, Benediktus XVI menyatakan, sebagai Paus membutuhkan kekuatan tubuh dan pikiran untuk mengikuti cepatnya perubahan dunia. Namun, beberapa bulan terakhir kondisi dia menurun.

”Karena alasan itu, dengan kebebasan penuh, saya melepaskan jabatan Uskup Roma, penerus takhta Santo Petrus, yang dipercayakan kepada saya pada 19 April 2005. Pada 28 Februari 2013, pukul 20.00, takhta Kepausan akan kosong dan konklaf untuk memilih Paus yang baru akan diselenggarakan oleh pihak berwenang,” ujar Paus.

Juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi, mengatakan, keputusan Paus untuk mundur bukan karena menderita sakit. ”Dalam beberapa bulan terakhir, ia merasa kondisi fisik dan psikisnya menurun. Ini adalah keputusan pribadi yang diambil dengan kebebasan penuh dan layak dihormati,” ujar Lombardi.

Besar hati

Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia Mgr J Pujasumarta mengatakan, hingga usia lanjut, Paus Benediktus XVI masih mampu berbakti pada Gereja Katolik.

”Kami bersyukur atas pengabdiannya yang hebat. Mengemban tugas itu tidak mudah, perlu pikiran jernih dan mental yang kuat. Paus menyadari itu hingga dengan besar hati kami menerima bahwa pada 28 Februari Paus akan meletakkan jabatan,” ujar Pujasumarta.

Meski cukup mengejutkan, hal ini tak akan menimbulkan guncangan karena pada Maret akan segera dilakukan konklaf untuk memilih Paus yang baru.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Italia August Parengkuan mengatakan, saat memimpin misa Malam Natal 2012 dan konser musik Beethoven, 4 Februari, kondisi fisik Paus terlihat lemah dan harus dipapah. Namun, pidatonya masih sangat sistematis dan pemikirannya masih segar.

Karena kondisi itu, ”Masyarakat Italia tampak biasa-biasa saja. Berita mundurnya Paus tidak sampai terlalu mengejutkan,” ujarnya.

Rasa hormat juga disampaikan sejumlah pemimpin agama dunia. Kepala Rabi Israel Yona Metzger memuji usaha Paus Benediktus XVI menjangkau umat antar-agama. ”Masa jabatannya sebagai Paus menciptakan hubungan terbaik antara Vatikan dan Israel selama ini. Kami berharap ini terus berlanjut. Dia layak dipuji meningkatkan hubungan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam,” ujarnya.

Uskup Agung Canterbury Justin Welby, pemimpin 80 juta umat Anglikan, mengatakan, keputusan Paus dapat dimengerti. ”Kami berdoa semoga Tuhan memberkatinya untuk menjalani masa pensiun dengan kesehatan dan kedamaian, dan kami mempercayakan pada Tuhan orang-orang yang bertanggung jawab untuk memilih penerusnya,” ujar Wellby.

Juru bicara Gereja Ortodoks Rusia, Dimitri Sizonenko, mengatakan tidak mengharapkan ada perubahan besar menyusul mundurnya Paus. ”Tak ada alasan akan ada perubahan radikal dalam kebijakan Vatikan atau sikap mereka pada Gereja Ortodoks,” ujarnya. (AP/AFP/REUTERS/WAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com