Meski cukup mengejutkan, hal ini tak akan menimbulkan guncangan karena pada Maret akan segera dilakukan konklaf untuk memilih Paus yang baru.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Italia August Parengkuan mengatakan, saat memimpin misa Malam Natal 2012 dan konser musik Beethoven, 4 Februari, kondisi fisik Paus terlihat lemah dan harus dipapah. Namun, pidatonya masih sangat sistematis dan pemikirannya masih segar.
Karena kondisi itu, ”Masyarakat Italia tampak biasa-biasa saja. Berita mundurnya Paus tidak sampai terlalu mengejutkan,” ujarnya.
Rasa hormat juga disampaikan sejumlah pemimpin agama dunia. Kepala Rabi Israel Yona Metzger memuji usaha Paus Benediktus XVI menjangkau umat antar-agama. ”Masa jabatannya sebagai Paus menciptakan hubungan terbaik antara Vatikan dan Israel selama ini. Kami berharap ini terus berlanjut. Dia layak dipuji meningkatkan hubungan antara agama Yahudi, Kristen, dan Islam,” ujarnya.
Uskup Agung Canterbury Justin Welby, pemimpin 80 juta umat Anglikan, mengatakan, keputusan Paus dapat dimengerti. ”Kami berdoa semoga Tuhan memberkatinya untuk menjalani masa pensiun dengan kesehatan dan kedamaian, dan kami mempercayakan pada Tuhan orang-orang yang bertanggung jawab untuk memilih penerusnya,” ujar Wellby.
Juru bicara Gereja Ortodoks Rusia, Dimitri Sizonenko, mengatakan tidak mengharapkan ada perubahan besar menyusul mundurnya Paus. ”Tak ada alasan akan ada perubahan radikal dalam kebijakan Vatikan atau sikap mereka pada Gereja Ortodoks,” ujarnya.