Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande termasuk tokoh yang langsung menanggapi keputusan Paus kelahiran Marktl, Bavaria, Jerman, 85 tahun lalu itu. Merkel mengatakan, dia sangat menghormati keputusan sulit yang diambil oleh Paus.
”Dia tetap akan menjadi salah satu pemikir agama paling penting di zaman ini,” kata Merkel. Adapun Hollande menyebut keputusan Paus sebagai ”sungguh terhormat”.
Juru bicara Pemerintah Jerman, Steffen Seibert, mengatakan, Paus layak mendapat ucapan terima kasih atas karyanya selama hampir delapan tahun sebagai Paus. ”Dia meninggalkan jejak personal di Gereja Katolik, baik sebagai pemikir gereja maupun sebagai gembala umat,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, Benediktus XVI menyatakan, sebagai Paus membutuhkan kekuatan tubuh dan pikiran untuk mengikuti cepatnya perubahan dunia. Namun, beberapa bulan terakhir kondisi dia menurun.
”Karena alasan itu, dengan kebebasan penuh, saya melepaskan jabatan Uskup Roma, penerus takhta Santo Petrus, yang dipercayakan kepada saya pada 19 April 2005. Pada 28 Februari 2013, pukul 20.00, takhta Kepausan akan kosong dan konklaf untuk memilih Paus yang baru akan diselenggarakan oleh pihak berwenang,” ujar Paus.
Juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi, mengatakan, keputusan Paus untuk mundur bukan karena menderita sakit. ”Dalam beberapa bulan terakhir, ia merasa kondisi fisik dan psikisnya menurun. Ini adalah keputusan pribadi yang diambil dengan kebebasan penuh dan layak dihormati,” ujar Lombardi.
Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia Mgr J Pujasumarta mengatakan, hingga usia lanjut, Paus Benediktus XVI masih mampu berbakti pada Gereja Katolik.
”Kami bersyukur atas pengabdiannya yang hebat. Mengemban tugas itu tidak mudah, perlu pikiran jernih dan mental yang kuat. Paus menyadari itu hingga dengan besar hati kami menerima bahwa pada 28 Februari Paus akan meletakkan jabatan,” ujar Pujasumarta.