BAMAKO, KOMPAS.com - Pasukan pemberontak Mali menyerang Gao, kota terbesar di wilayah utara Mali, Minggu (10/2/2013).
Serangan yang muncul setelah berturut-turut serangan bom bunuh diri dua hari berturut-turut ini menandai semakin intensifnya perlawanan pemberontak di kawasan yang berhasil direbut kembali pasukan pimpinan Perancis.
Dalam serangan gerilya berskala besar pertama itu, para pemberontak Gerakan Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO) menyerang pasukan Mali di jalanan pusat kota Gao.
Serangan ini membuat warga panik dan harus mencari perlindungan dari desingan peluru AK-47 dan senapan mesin kaliber 14,5 milimeter.
Peluru dari roket peluncur granat (RPG) dan senapan mesin berat terus berhamburan hingga sore hari. Baku tembak berhenti ketika listrik dipadamkan saat malam tiba.
Sebuah helikopter serbu Tiger milik Perancis terlihat berputar-putar di sekitar lokasi baku tembak yaitu di sekitar kantor gubernur dan markas kepolisian Gao.
Pasukan Perancis dan Mali yang menggelar patroli bersama memperingatkan warga Gao bahwa ada kemungkinan sniper atau para penembak jitu pemberontak bersembunyi di kota itu.
"Sejumlah pemberontak tewas," demikian klaim Kolonel Mamadou Sanake dari Angkatan Darat Mali.
Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam baku tembak itu belum bisa dipastikan. Selain itu belum diperoleh informasi apakah jatuh korban dari pihak militer Mali.
Sanake mengatakan pemberontak memasuki kota menggunakan sepeda motor dan menyeberangi SUngai Niger, yang melintas dekat kantor gubernur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.