Kairo, Kompas -
”Berkah tak terkira bagi saya dan rakyat Iran, saya berkesempatan mengunjungi Mesir,” kata Ahmadinejad dalam konferensi pers di kediaman kepala misi Iran di Kairo, Mesir. Ahmadinejad menjadi presiden pertama Iran yang mengunjungi Mesir sejak Revolusi Iran 1979.
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi kepada wartawan, termasuk wartawan
Salehi mengungkapkan, Ahmadinejad juga menghadiri pertemuan segi tiga dengan Presiden Mesir Muhammad Mursi dan Presiden Turki Abdullah Gul untuk membahas isu Suriah. Pertemuan itu dinilai berjalan positif dan bisa dilanjutkan.
Sebelumnya juru bicara kepresidenan Mesir, Yasser Ali, menegaskan, perkembangan hubungan Iran-Mesir sangat tergantung pada situasi regional, khususnya isu Suriah.
”Dalam sistem demokrasi di Mesir, semua keputusan sangat mempertimbangkan opini publik. Masalah Suriah menjadi hambatan utama pemulihan hubungan diplomatik Iran-Mesir karena opini umum di Mesir menolak pemulihan hubungan kedua negara tanpa ada solusi di Suriah,” kata Ali.
Iran adalah salah satu sekutu terdekat rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sebaliknya, Mesir mendukung revolusi rakyat menggulingkan rezim Assad itu.
Menurut Ali, meski Iran dan Mesir belum membuka hubungan diplomatik secara penuh, komunikasi kedua negara belakangan ini membaik.
”Iran-Mesir memiliki persamaan pandangan dalam banyak isu regional ataupun internasional. Pejabat tinggi Iran sering datang ke Kairo untuk berdialog mengenai banyak isu regional,” katanya. Ali mengakui, hubungan Iran-Mesir semakin dekat setelah revolusi 25 Januari 2011 di Mesir.
Sementara itu, warga Suriah yang melemparkan sepatu ke arah Ahmadinejad, Selasa malam, diketahui bernama Izzuddin Khalil al-Jasim (33), berasal dari Aleppo. Setelah dibebaskan aparat keamanan Mesir, ia mengaku rela mendapat hukuman apa pun atas aksinya melemparkan sepatu ke arah Presiden Iran itu.
Izzuddin memuji aparat keamanan Mesir yang memperlakukan dia secara baik dan manusiawi setelah dia ditangkap dan membebaskannya lagi.