Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Islam Mali Canangkan Perang Gerilya

Kompas.com - 08/02/2013, 12:08 WIB

BAMAKO, KOMPAS.com — Pemberontak Islam Mali, Kamis (7/2/2013), menyatakan telah membuka front baru pertempuran dengan menggunakan taktik perang gerilya dan menanam ranjau. Salah satu ranjau telah menewaskan empat orang warga sipil.

Penggunaan taktik perang gerilya oleh kelompok Al Qaeda yang sempat menduduki wilayah utara Mali selama 10 bulan muncul setelah Perancis berencana untuk memberikan kendali operasi militer kepada pasukan penjaga perdamaian PBB.

Ledakan ranjau pada Rabu (6/2/2013) di antara kota Douentza dan Gao terjadi enam hari setelah ledakan ranjau serupa terjadi di kawasan yang sama dan menewaskan dua tentara Mali.

Ledakan ranjau ini menunjukkan pasukan pemberontak Islam masih berbahaya meski mereka berhasil dipukul mundur dari kota-kota yang sempat mereka kuasai.

Pasukan Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO) yang melawan pasukan pimpinan Perancis mengatakan telah menciptakan zona perang baru dengan menyerang konvoi militer dan memasang ranjau.

"MUJAO ada di belakang ledakan ranjau yang menewaskan dua tentara Mali," kata juru bicara MUJAO, Abu Walid Sahraoui, lewat pesan pendek yang diterima AFP.

Abu Walin memperingatkan agar rakyat Mali menjauhi jalan-jalan raya yang menurut dia sudah dipasangi banyak ranjau.

Pasukan  Perancis, Mali, dan Nigeria dalam jumlah besar melakukan patroli di Gao, sementara helikopter-helikopter Perancis mengawasi jalan raya yang menghubungkan Gao dan Douentza yang berjarak 400 km sebelah barat daya Gao.

Sementara itu, di wilayah sekitar kota Kidal, jet-jet tempur Perancis terus membombardir kawasan pegunungan Adrar des Ifoghas yang memiliki banyak gua yang diyakini menjadi tempat persembunyian pemberontak yang menyandera tujuh warga  Perancis.

Hampir sebulan setelah pasukan Perancis mengirim pasukannya ke Mali, mereka sudah berhasil mengusir pemberontak dari kota-kota ke daerah pegunungan di utara sekaligus menghentikan ancaman mereka untuk merebut ibu kota Bamako.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com