”China sangat cemas dengan perkembangan yang terjadi. Kami menentang setiap perilaku yang akan memperburuk situasi dan setiap tindakan yang tidak mendukung proses denuklirisasi Semenanjung Korea,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam jumpa pers rutin di Beijing, Rabu (6/2).
Hua menambahkan, pemerintahnya meminta semua pihak bisa menahan diri, tetap tenang, dan bekerja keras untuk menjaga perdamaian serta stabilitas di kawasan tersebut.
Sebelumnya pemimpin muda Korut, Kim Jong Un, telah mengancam bakal bertindak lebih jauh ketimbang sekadar menguji coba senjata nuklirnya. Hal itu dilontarkan lantaran Korut berang dengan resolusi terbaru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang kembali menjatuhkan sanksi atas mereka.
Resolusi yang bahkan didukung China itu dikeluarkan sebagai bentuk kemarahan dunia internasional atas uji coba roket jarak jauh Korut, Desember lalu.
Sementara itu, surat kabar terbitan Partai Komunis China, Global Times, menulis pentingnya pemerintah ”Negeri Tirai Bambu” itu mengurangi bantuan kepada Korut jika negara itu tetap nekat melakukan uji nuklir.
”Jika mereka tetap nekat, Korut harus membayarnya dengan harga mahal. Pemerintah harus mengurangi bantuannya ke sana,” tulis surat kabar itu.
”China tak pernah takut dengan Pyongyang. Jika Pyongyang bersikap keras terhadap China, China harus membalas dengan keras,” tulis Global Times.
China selama ini dikenal sebagai negara sekutu dan pemberi bantuan utama bagi Korut. Tahun 2009, China mengurangi pasokan bahan bakar ke Korut setelah uji coba senjata nuklir Korut waktu itu.