Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Suriah Ajak Rezim Assad Berunding

Kompas.com - 05/02/2013, 10:34 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Pimpinan oposisi Suriah Moaz al-Khatib menyerukan agar Presiden Bashar al-Assad bersedia berunding untuk menghentikan kekerasan.

Khatib yang baru saja terpilih sebagai ketua Koalisi Nasional Suriah, lembaga payung untuk kelompok oposisi, menyerukan agar Presiden Assad menugasi wakilnya sebagai pembuka jalan negosiasi.

Tujuan perundingan menurut Khatib adalah untuk membantu lengsernya rezim Assad turun dengan damai tanpa pertumpahan darah berikutnya.

Usulan kubu Khatib ini didukung pemerintah AS meski sampai kini belum ada tanggapan dari kubu Damaskus.

Khatib pekan lalu menjadi sasaran kritik karena menyatakan bersedia berembug dengan pemerintah dengan syarat 160.000 tahanan yang ada di tangan Damaskus dibebaskan.

Syarat yang sebelumnya diajukan oposisi untuk negosiasi damai adalah agar Presiden Assad mundur lebih dulu sebelum negosiasi dimulai.  

Jalur Baru

Wartawan BBC di Lebanon, Jim Muir, mengatakan di tengah kecamuk perang antar dua kubu kini muncul semacam kesadaran bahwa kebuntuan sudah sangat terasa dan solusi politik nampaknya satu-satunya jalan keluar yang tertinggal .

"Saya minta rezim (pemerintah Suriah) agar mengirim (Wakil Presiden) Farouq al-Sharaa, kalau mereka sepakat kemudian kita bisa duduk bersama," kata Khatib dalam wawancara dengan al-Arabiya TV.

Sebelumnya Khatib juga telah berdialog sepanjang akhir pekan lalu di Munich dengan Menlu Iran Ali Akhbar Salehi serta Menlu Rusia Sergei Lavrov. Dua negara itu adalah sekutu kunci Suriah.

Khatib juga telah bertemu Wapres AS, Joe Biden.

Berbagai rangkaian pertemuan ini menurut Jim Muir menunjukkan munculnya jalur komunikasi baru dalam konflik Suriah.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad Senin (4/1/2013) juga mengatakan masalah di Suriah tak bisa diatasi dengan cara militeristik dan menyerukan "pemilu bebas dan kesepakatan nasional".

Sementara Menhan Suriah Fahd al-Freij pada hari yang sama mengakui kekuatannya mulai kewalahan sehingga terpaksa meninggalkan sjeumlah titik pertempuran dalam upaya menyelamatkan pasukan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com