Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusat Logistik Milisi Dibom

Kompas.com - 05/02/2013, 02:44 WIB

Paris, Senin - Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius, Senin (4/2), di Paris, menegaskan, pasukan Perancis telah melancarkan serangan udara terbaru ke Mali utara, sejak Sabtu hingga Minggu malam. Serangan menyasar pusat logistik dan kamp latihan kelompok milisi Ansar Dine.

Fabius kepada radio Perancis mengatakan, serangan terarah ke Kidal itu terjadi Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Lokasi serangan tak jauh dari daerah perbatasan Aljazair. Serangan itu merupakan bagian upaya memotong jalur suplai barang untuk kelompok-kelompok radikal.

”Mereka tidak dapat bertahan lama di sana kecuali jika memiliki pasokan logistik yang baru,” kata Fabius sambil menegaskan, Perancis berharap pasukan Afrika segera mengambil alih tanggung jawab atas keamanan Mali.

Perancis meluncurkan serangan udara ke sejumlah tempat di sekitar Kidal dan Tessalit, Mali timur laut. Setidaknya 30 pesawat udara terlibat misi serangan udara itu. Sementara pasukan Mali menyisir di darat, dan itu dilakukan hingga Senin.

Kidal adalah benteng terakhir kelompok militan yang telah menduduki wilayah gurun utara Mali itu selama 10 bulan ketika pasukan Perancis memulai intervensi militernya di Mali, 11 Januari lalu. Tessalit diyakini menjadi lokasi penahanan tujuh warga Perancis yang diculik kelompok milisi.

Juru bicara militer Perancis, Kolonel Thierry Burkhard, mengatakan, jet-jet tempur, pesawat mata-mata, dan pesawat pengisi bahan bakar terlibat dalam operasi besar tengah malam di daerah Tessalit di sebelah utara Kidal itu. Targetnya adalah pusat pelatihan, gudang senjata, dan depot bahan bakar.

”Operasi udara penting ini terjadi di Kidal dan di wilayah Tessalit. Sasarannya ialah depot-depot logistik dan kamp-kamp pelatihan milisi di sekitar 20 lokasi,” kata Burkhard.

”Di sana masih ada banyak kelompok garis keras, antara lain, Gerakan untuk Persatuan dan Jihad (MUJAO) dan Ansar Dine,” katanya. Kedua kelompok ini berkaitan erat dengan jaringan teroris internasional Al Qaeda.

Serangan udara ini terjadi tiga minggu setelah Perancis memelopori intervensi militer untuk menekan milisi binaan Al Qaeda yang telah mencaplok dua pertiga wilayah Mali utara. Sejak itu pasukan Perancis telah sukses memukul mundur pemberontak dari tiga wilayah strategis di utara, yakni Gao, Kidal, dan Timbuktu.

Bagai pahlawan

Penyerbuan ke Kidal dan Tessalit ini tak lama setelah lawatan Presiden Perancis Francois Hollande ke Timbuktu dan Bamako, Sabtu. Ribuan orang menyambut Hollande bak pahlawan. Di Timbuktu, warga berpawai dengan melambaikan bendera Mali dan Perancis serta menabuh drum untuk menghormati Hollande.

Ketika tiba di Bamako, Hollande menegaskan, ”Terorisme telah ditolak, telah dikejar, tetapi belum dipukul mundur,” katanya. Perancis mengatakan, pada akhirnya mereka akan menyerahkan misi ini kepada tentara Mali dan sekutu lain di Afrika.

Dalam satu wawancara dengan surat kabar mingguan Perancis, Le Journal du Dimanche, Menteri Luar Negeri Mali Hubert Tieman Coulibaly mengungkapkan harapan pemerintahnya bahwa operasi militer Perancis akan berlanjut sampai tidak ada lagi senjata di tangan milisi.

”Dalam menghadapi pejuang berpengalaman yang arsenal senjatanya perlu dimusnahkan, tentu saja kami mengharapkan misi Perancis ini berjalan terus,” kata Coulibaly. ”Ini terutama karena pentingnya dimensi serangan udara,” tuturnya.

Perancis telah menempatkan 3.500 tentara di darat beserta jet tempur dan kendaraan lapis baja untuk mengusir kelompok-kelompok militan di Mali. (AFP/AP/REUTERS/CNN/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com