Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh dan Patah Tulang Bisa Berakibat Kematian Lansia

Kompas.com - 04/02/2013, 10:20 WIB

Kompas.com - Bagi orang beusia lanjut, jatuh adalah penyebab utama cedera yang berhubungan dengan kematian. Jatuh pada orang berusia lanjut juga menjadi penyebab paling umum dari cedera fatal dan trauma sehingga perlu mendapat perawatan medis.

Seiring bertambahnya usia, kekuatan indera, refleks, dan koordinasi fungsi-fungsi tubuh pun berkurang. Ditambah lagi masalah osteoporosis, pengeroposan tulang yang lebih mungkin dialami oleh orang berusia lanjut. Dari semua patah tulang yang diakibatkan oleh jatuh, patah pada panggul merupakan penyebab kematian terbanyak, karena mengakibatkan masalah kesehatan yang paling parah dan sangat mempengaruhi kualitas hidup.

Masalah keseimbangan pun menjadi gangguan yang cukup berperan dalam menyebabkan jatuh pada orang berusia lanjut. Salah satu solusi untuk masalah keseimbangan adalah dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun sebenarnya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah jatuh dan kemungkinan patah tulang. Berikut langkah-langkahnya.

1. Selalu periksakan tulang Anda. Gejala osteoporosis ataupun penyakit tulang lainnya apabila terdeteksi dini mungkin akan lebih mudah untuk mencegahnya menjadi lebih buruk. Obat-obatan dapat membantu untuk memperlambat pengeroposan tulang dan bahkan memperkuat tulang. Hal ini membuat tulang lebih sulit untuk patah.

2. Berolahraga secara teratur. Ini membuat sendi, tendon, dan ligamen Anda lebih kuat dan fleksibel. Latihan seperti berjalan dapat memperlambat keropos tulang dari osteoporosis.

3. Hindari konsumsi alkohol. Minuman beralkohol dapat mempengaruhi refleks dan keseimbangan Anda.

4. Apabila Anda sudah memiliki risiko tinggi karena memiliki gangguan-gangguan tulang ataupun keseimbangan, pastikan Anda lebih berhati-hati dalam melakukan gerakan bangun, berbaring atau pun duduk. Hindari pergantian gerakan yang terlalu cepat dan mengakibatan pusing.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com