Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arak Bermetanol Tetap Dijual Bebas di Lombok

Kompas.com - 03/02/2013, 13:48 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com - Beberapa tempat minum di Lombok yang menyebabkan meninggalnya turis Australia karena minuman arak bermetanol masih tetap beroperasi dan menjual minuman berbahaya tersebut.

Bar di Gili Trawangan dimana remaja asal Perth Liam Davies menenggak minuman di Tahun baru, dan meninggal beberapa hari kemudian karena keracunan metanol, masih menjual vodka yang kemungkinan berisi metanol, demikian penyelidikan khusus yang dilakukan News Ltd hari Minggu (3/2/2013).

Happy Cafe di Senggigi, Lombok dimana perawat asal Sydney Jamie Johnston minum arak di tahun 2011, kemudian menderita kerusakan ginjal dan otak, masih menjual minuman tequila bermerek Jose Cuervo yang mengandung "metanol dalam jumlah signifikan."

Uji independen yang dibayar oleh kelompok media Australia News.Ltd minggu lalu menunjukkan kedua tempat minum juga menjual minuman beralkohol Malibu dan Disaronno, yang berisi kadar alkoholl dua kali lipat dari yang tertulis di botol aslinya. Pihak laboratorium mengatakan metanol yang terdeteksi dalam sampel konsisten dengan bahan kimia yang digunakan dalam dunia industri.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, menyusul adanya penyelidikan khusus News Ltd tersebut, pemerintah Australia hari Sabtu malam mengumumkan telah mengubah nasehat resmi bagi warga Australia yang hendak melancong ke Indonesia, untuk hanya membeli minuman berbotol seperti bir.

Juga muncul seruan agar pemerintah Australia mengambil tindakan urgen dengan pihak berwenang Indonesia sehingga tidak ada lagi korban akibat minuman berbahaya.

Ayah Liam Davies sedang berada di Indonesia guna mencari jawaban atas kematian putranya, dan mengatakan kepada News Ltd bahwa "di Indonesia dan banyak negara Asia Tenggara lainnya tidak mengerti mengenai bahaya metanol."

"Secara umum banyak orang tidak menyadari, dan ini cukup mengejutkan kalau melihat banyaknya orang yang sudah meninggal, termasuk penduduk setempat," kata Tim Davies.

Di tahun 2009, 23 orang meninggal di Lombok dan pulau-pulau sekitarnya karena keracunan metanol. Konsul Jendral Australia di Bali sudah bertemu dengan pejabat kesehatan dan polisi Indonesia guna menyampaikan keprihatinan soal meningkatnya jumlah keracunan metanol.

Brett Farmer mengatakan pemerintah Indonesia mulai mengkhawatirkan dampak pemberitaan yang buruk bagi industri pariwisata. Polisi di Lombok dilaporkan sudah memulai penyelidikan mengenai sebab tewasnya Liam Davies, sebulan setelah dia meninggal.

Ayah dan ibunya sudah bertemu polisi Lombok minggu lalu dan keluarga Davies mendesak adanya tuduhan pembunuhan terhadap pemilik bar dimana anaknya membeli minuman.

Keluarga Davies juga akan membentuk sebuah yayasan amal guna membeli peralatan medis bagi kawasan pariwisata Lombok sehingga bisa digunakan untuk mendeteksi kadar metanol dalam darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com