CANBERRA, RABU
Gillard berdalih, pengumuman tanggal pemilu jauh-jauh hari itu bertujuan menjaga ketertiban umum pada tahun ini. ”Jadi, demi kepastian, transparansi, pemerintahan yang baik, saya telah menetapkan tanggal pemilu dengan jelas hari ini,” papar pemimpin Partai Buruh Australia tersebut.
Perempuan perdana menteri pertama Australia itu mengaku telah berkonsultasi dengan Wakil PM Wayne Swan dan beberapa kolega seniornya untuk menentukan tanggal tersebut. Dua anggota parlemen dari kalangan independen yang mendukung pemerintahan Gillard juga telah diberi tahu soal tanggal pemilu itu, Selasa malam.
Jika semua berjalan lancar sampai tanggal tersebut, pemerintahan Gillard akan menuntaskan masa jabatan selama tiga tahun penuh. Tahun 2010, Partai Buruh yang dipimpin Gillard gagal meraih kemenangan meyakinkan, dan terpaksa membentuk koalisi dengan dua anggota parlemen independen dan satu anggota parlemen dari Partai Hijau Australia.
Tahun ini, Gillard akan bersaing dengan koalisi partai-partai oposisi yang dipimpin Tony Abbott. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan, jika pemilu digelar saat ini, Abbott akan mengalahkan Gillard dengan mudah.
Abbott sendiri menyambut baik pengumuman dini waktu pemilu tersebut. Dia langsung menyatakan, pemilu kali ini adalah pilihan soal ”kepercayaan”.
”Pilihan bagi rakyat Australia tak pernah sejelas ini. Pajak yang lebih tinggi atau lebih rendah. Regulasi lebih banyak atau lebih sedikit. Kompetensi rendah atau tinggi. Sedikit kebebasan atau banyak kebebasan,” ujar politisi berusia 55 tahun itu.
Pengumuman dini tanggal pemilu di Australia ini mendapat tanggapan berbeda-beda dari sejumlah kalangan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Australia langsung menyatakan dukungannya atas kepastian tanggal pemilu ini.
Sebelumnya, Kadin Australia sempat mengeluh bahwa ketidakpastian tanggal pemilu pada periode-periode sebelumnya telah berdampak buruk terhadap bisnis.
Pakar politik dari Australian National University, John Warhurst, mengatakan, langkah Gillard yang menyempal dari tradisi itu memberi kesan bahwa Gillard memegang kendali dan transparan. Dua hal itu bisa berdampak positif di kalangan pemilih.
”Saya melihat Gillard berusaha mengambil kesempatan di tahun pemilu. Sekilas kelihatannya kecil, tetapi dia ingin berada selangkah di depan,” tutur Warhurst.
Namun, ada juga yang mengkritik keputusan Gillard itu justru akan memicu kegaduhan. Pasalnya, kampanye pemilu yang biasanya hanya berlangsung selama lima pekan, kini akan berjalan selama delapan bulan penuh.(AFP/AP/Reuters/DHF)