Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima Militer Mesir Khawatirkan Ambruknya Negara

Kompas.com - 29/01/2013, 19:03 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Panglima Angkatan Bersenjata Mesir memperingatkan krisis politik saat ini bisa mengarah pada 'ambruknya' negara.

Dalam pesan di halaman Facebook-nya, Jenderal Abdel Fattah al-Sissi juga mengatakan ambruknya negara bisa mengancam generasi masa depan Mesir.

"Berlanjutnya konflik antara kekuatan-kekuatan politik sehubungan dengan pengelolaan negara bisa mengarah pada ambruknya negara dan mengancam generasi masa depan," tulisnya.

Dia menyampaikan peringatan menyusul pengerahan tentara secara besar-besaran di tiga kota di sekitar Terusan Suez.

Keadaan darurat sudah diberlakukan di Port Said, Ismaili, dan Suez menyusul kerusuhan akhir pekan lalu yang dipicu hukuman atas para perusuh sepakbola.

Lebih dari 50 orang tewas akibat kekerasan yang mewarnai rangkaian unjuk rasa yang masih terus berlangsung karena sejumlah orang tampaknya tidak memperdulikan keadaan darauat itu.

Sepanjang Senin malam, ribuan warga di Port Said, Ismaili, dan Suez tetap turun ke jalan-jalan. 

Penegasan Peran Militer

Peringatan dari Jenderal al-Sissi tampaknya merupakan ancaman terselubung kepada para pengunjuk rasa maupun kelompok oposisi dan pada saat bersamaan meminta ketenangan.

Wartawan BBC di Kairo, Yolande Knell melaporkan al-Sissi, yang merangkap Menteri Pertahanan, juga ingin menegaskan peran militer di Mesir.

Jenderal al-Sissi sebenarnya menyampaikan peringatan kepada para calon perwira militer.

Dia menambahkan tantangan ekonomi, sosial, dan politik yang dihadapi Mesir mencerminkan ancaman nyata kepada keamanan Mesir dan persatuan negara Mesir.

Menurutnya tentara merupakan 'satuan yang padu dan kokoh' yang menjadi landasan negara.

Dia ditunjuk sebagai Panglima dan Menteri Pertahanan oleh Presiden Mohammed Morsi yang meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Juni 2012.

Aksi unjuk rasa marak pekan lalu menanggapi keputusan pengadilan yang menjatuhkjan hukuman mati atas 21 perusuh sepakbola dalam pertandingan di Port Said, tahun lalu, yang menewaskan 75 orang.

Sebelum aksi tersebut, sejumlah orang turun ke jalan untuk memperingati dua tahun protes menentang Presiden Husni Mubarak, yang akhirnya berhasil menjatuhkannya.

Mereka berpendapat Presiden Morsi telah mengkhianati revolusi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com