Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Suriah Muncul di Masjid

Kompas.com - 25/01/2013, 10:53 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com  Presiden Suriah, Bashar al-Assad, hadir dalam shalat di sebuah masjid di Damaskus, Kamis (24/1/2013), sementara pasukannya membombardir wilayah Homs di Suriah tengah yang dikuasai pemberontak. Assad sudah jarang tampil di depan umum sejak diperangi rakyatnya 22 bulan lalu.

Assad bergabung bersama umat lain di Masjid Al-Afram di Damaskus utara saat memperingati Maulid Nabi Muhammad kemarin. Kemunculannya itu merupakan penampilan pertamanya di depan umum sejak pidato pada 6 Januari.

Kehadiran Assad disiarkan secara langsung. Ia tampak diapit mufti besar Ahmad Hassoun yang merupakan otoritas tertinggi kaum Suni Suriah dan Mohammed Abdel Sattar, menteri agama.

Abdel Sattar menyerukan kepada "jutaan umat" di masjid-masjid pada Jumat ini berdoa guna menegakkan kembali keamanan di negara itu, yang diguncang pemberontakan antirezim mematikan selama 22 bulan terakhir.

Setelah seremoni singkat di Damaskus, yang dihadiri puluhan ulama dan orang awam, Assad tersenyum dan tampak tenang saat orang-orang berkumpul di sekelilingnya untuk memberi salam.

Sementara itu, di Aleppo, Suriah utara, bentrokan pecah. "Keluarga itu tidak bisa merayakan maulid bersama-sama tahun ini," kata Abu Muhammad, seorang penduduk Aleppo.

Bentrokan juga pecah di Homs. Tentara Suriah menembaki daerah Homs yang terkepung pada pertempuran hari kelima di sisi barat kota itu. Sebanyak 31 tentara, 16 pemberontak, dan 26 warga sipil telah tewas sejak Minggu. Demikian kata observatorium untuk hak asasi manusia Suriah yang berbasis di Inggris.

Otoritas Umum Revolusi Suriah, sebuah jaringan aktivis oposisi di lapangan, mengatakan, pasukan rezim itu menggunakan artileri berat dan bentrok dengan pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dalam upaya untuk menyerbu sisi barat kota itu. Rezim telah meningkatkan serangan terhadap kota Homs dan sekitarnya dalam rangka membubarkan perlawanan rakyat dan mencapai apa yang dipercaya akan menjadi kemenangan akhir. Demikian kata Dewan Nasional Suriah (SNC), kelompok oposisi utama.

"Rezim menggunakan metode kriminal paling keji terhadap manusia, menembak dengan persenjataan berat, menutup sejumlah daerah demi mencegah pasokan kebutuhan, seperti makanan dan obat bisa masuk," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com