Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Izinkan Tentara Wanita Bertempur di Garis Depan

Kompas.com - 24/01/2013, 09:28 WIB

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta memutuskan untuk mencabut larangan terhadap perempuan ikut bertempur di medan perang. Demikian kata seorang pejabat senior Pentagon.

Langkah itu dapat membuka ratusan ribu posisi garis depan dan pekerjaan komando elite pada perempuan.

Kebijakan tersebut sekaligus menjungkirbalikkan peraturan tahun 1994 yang melarang perempuan ditugaskan ke unit-unit tempur darat.

Namun, militer masih punya waktu hingga 2016 untuk menimbang posisi-posisi apa yang mereka pikir harus tetap ditutup untuk perempuan.

Keputusan itu diperkirakan akan diumumkan secara resmi pada hari Kamis.

Gugatan hukum

"Perubahan kebijakan ini akan memulai proses militer akan mengembangkan rencana untuk mengimplementasikan keputusan yang dibuat oleh menteri pertahanan atas rekomendasi Kepala Staf Gabungan," kata pejabat pertahanan senior itu kepada BBC.

Para pemimpin militer akan diminta untuk melapor ke Panetta pada 15 Mei dengan rencana awal mereka mengenai penerapan kebijakan baru ini.

Sejumlah pekerjaan diperkirakan akan dibuka untuk wanita tahun ini, sedangkan yang lainnya, termasuk untuk pasukan khusus seperti Navy Seals dan Delta Force, masih akan memakan waktu.

Keputusan ini dapat membuka lebih dari 230.000 peran bagi perempuan di medan perang, sebagian besar di unit infantri.

Kepala komite institusi bersenjata Carl Levin menyambut gembira keputusan itu.

"Saya mendukungnya," kata dia. "Kebijakan ini mencerminkan operasi militer Abad 21."

Larangan pertama kali dilonggarkan satu tahun silam ketika Pentagon membuka 14.500 pekerjaan dekat ke garis depan, yang sebelumnya tertutup bagi personel perempuan.

November lalu, kelompok yang terdiri dari empat wanita di militer menggugat departemen pertahanan terkait larangan itu dan menuduhnya tidak konstitusional.

Salah satu penggugat adalah Kapten Marinir Zoe Bedell. Ia mengatakan, peraturan tersebut menghambat kemajuan kariernya di marinir.

Dalam perang Irak dan Afganistan, personel militer perempuan AS bekerja sebagai petugas medis, polisi militer, dan petugas intelijen, terkadang mereka diperbantukan, tetapi tidak secara resmi ditugaskan ke unit garis depan.

Pada 2012, lebih dari 800 perempuan terluka dalam kedua perang itu dan 130 orang tewas. Perempuan meliputi 14 personel dari personel militer aktif Amerika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com