Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aljazair Pastikan 37 Warga Asing Tewas di In Amenas

Kompas.com - 22/01/2013, 12:34 WIB

ALGIER, KOMPAS.com — Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal, Selasa (22/1/2013), menyatakan sebanyak 37 warga asing tewas dibunuh kelompok militan Islam yang menyerang ladang gas In Amenas pekan lalu. Beberapa korban dieksekusi dengan cara ditembak kepalanya.

Ini adalah pernyataan resmi pertama Pemerintah Aljazair terkait korban tewas dalam krisis penyanderaan selama empat hari di gurun Sahara yang menjadi salah satu krisis penyanderaan paling berdarah sepanjang sejarah.

PM Abdelmalek menambahkan satu warga negara Aljazair juga terbunuh dan lima warga asing masih dinyatakan hilang dalam penyanderaan yang diklaim adalah pembalasan karena intervensi Perancis di Mali.

Dengan kematian satu warga Aljazair, jumlah korban tewas seluruhnya menjadi 38 orang. Abdelmalek menambahkan, para penyandera terdiri atas seorang warga Kanada, 11 orang Tunisia, 3 orang Aljazair, dan beberapa orang asal negara Afrika Utara lainnya.

Dalam pernyataannya, PM Abdelmalek tidak merinci kewarganegaraan para korban. Namun, sejumlah negara sudah mengonfirmasi warga mereka yang menjadi korban, yaitu 7 warga Jepang, 6 warga Filipina, 3 warga AS, 3 Inggris, 2 Romania, dan 1 warga Perancis.

Pernyataan duka dan kecaman datang dari berbagai negara, salah satunya Jepang yang kehilangan tujuh warga negaranya.

"Warga Jepang yang bekerja di luar negeri adalah orang-orang tak berdosa yang menjadi korban. Situasi ini sangat menyakitkan," kata PM Shinzo Abe seraya menambahkan aksi penyanderaan itu sebagai sebuah aksi "terorisme yang menjijikkan".

Sementara itu, Inggris akan menggunakan posisinya sebagai ketua negara-negara kaya G-8, untuk memfokuskan perhatian terhadap berbagai aksi teror menyusul kejadian di Aljazair dan konflik di Mali.

PM Inggris David Cameron mengatakan, Afrika Utara kini menjadi "magnet" bagi kelompok militan dari berbagai negara sehingga ancaman militan di kawasan itu kini mengalahkan ancaman dari Afganistan dan Pakistan.

Di Perancis, majalah Paris Match memuat peringatan dari kelompok militan yang terkait Al Qaeda yang terlibat dalam penyerangan In Amenas "Signatories of Blood". Kelompok itu mengancam akan melakukan serangan baru terhadap Perancis.

"Serangan di In Amenas hanyalah permulaan," kata juru bicara kelompok itu sambil menggarisbawahi intervensi Perancis di Mali.

Namun, Pemerintah Aljazair mengatakan, pernyataan soal intervensi Perancis di Mali hanya sekadar kamuflase. Sebab, Aljazair yakin serangan di In Amenas sudah direncanakan setidaknya selama dua bulan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com