Joseph Balmaceda, pekerja Filipina yang selamat, Senin, menuturkan, para sandera dijadikan ”perisai hidup” milisi saat ditembaki helikopter Aljazair. Ayah empat anak ini mengatakan, satu sandera warga Jepang dikalungi bom. Tangan Balmaceda bersama sandera lain diikat pakai kabel.
”Setiap kali pasukan pemerintah berusaha menembak musuhnya dari helikopter, kami semua digunakan sebagai tameng hidup,” tutur Balmaceda sesaat setelah mendarat di Manila, Senin. ”Kami disuruh mengangkat tangan. Pasukan pemerintah tidak dapat menembak mereka selama kami disandera,” katanya.
Balmaceda, yang wajahnya lecet dan kehilangan pendengaran, mengatakan, hanya dia yang selamat dari sembilan sandera yang berada di van yang meledak. Milisi ternyata meletakkan bahan peledak C-4 di van itu.
Dua ekstremis memindahkan sembilan sandera ke fasilitas pusat ladang gas, tetapi bom meledak dalam bentrokan dengan pasukan Aljazair. ”Hanya saya yang selamat karena terjepit di antara dua ban cadangan. Itu sebabnya saya di sini dan berbicara dengan kalian,” katanya.
Ketika mengetahui Balmaceda selamat, penyandera menembakinya. ”Saya merangkak sejauh 300 meter menuju pasukan pemerintah. Begitu tiba, saya langsung pingsan, dan tersadar di rumah sakit,” ujarnya.(AP/AFP/Reuters/cal)