Saat peristiwa terjadi, selain Donny, ada tiga pekerja yang juga menghirup gas beracun itu. Ketiga rekan Donny ialah Awa Mardiana, Heri Purwanto, dan Pahma. Ketiganya dapat diselamatkan oleh tim tanggap darurat PT Freeport.
Ketika dihubungi hari Minggu (20/1), Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar I Gde S Jaya membenarkan adanya peristiwa yang terjadi pada Sabtu lalu, di area persilangan 25 Amole. Persilangan Amole berada di antara jalur Kucing Liar dan jalur bawah tanah Grasberg. Jalur itu berada di barat laut pintu masuk tambang bawah tanah Big Gossan atau di barat jaringan tambang bawah tanah deep ore zone (DOZ), yang menghasilkan 80.000 ton batuan mineral per hari.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara PT Freeport Indonesia Ramdani Sirait mengatakan, peristiwa itu terjadi karena kadar oksigen di tempat kejadian menurun secara mendadak. Akibatnya, keempat pekerja yang berada di tambang terkena dampak dari penurunan kadar oksigen itu. ”Korban meninggal setelah dievakuasi dari lokasi kejadian,” katanya.
Ramdani juga menambahkan, ketiga korban selamat saat ini terus dirawat secara intensif di Rumah Sakit Tembagapura. ”Kami berbelasungkawa kepada keluarga korban dan terus mendampingi keluarga di saat-saat sulit ini,” ujarnya.
Ramdani mengatakan, tim tanggap darurat PT Freeport saat ini tengah meneliti penurunan kadar oksigen dan berupaya mencegah dampak yang lebih luas. Selain kepada polisi, peristiwa itu juga dilaporkan kepada Inspektur Tambang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta. Namun, Ramdani tidak memerinci hal itu.
Setelah peristiwa itu, operasi tambang tetap berjalan seperti biasa. Jenazah Donny sudah diterbangkan ke Jakarta.
Bagi PT Freeport, tambang bawah tanah merupakan masa depan perusahaan tersebut. Tahun 2016 diperkirakan deposit batuan mineral di tambang terbuka Grasberg habis dan tambang itu akan ditutup. Pada masa itu, operasi tambang bawah tanah ditingkatkan. Selain tambang bawah tanah DOZ, ada juga jaringan bawah tanah seperti Kucing Liar.