Kairo, Kompas -
Wartawan
Mereka menegaskan dukungan pada rencana pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur dan Tepi Barat. Koalisi yang diprakarsai PM Likud-Beiteinu juga meminta Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi, sebagai syarat bagi Israel untuk mendukung solusi dua negara, Israel dan Palestina.
Sejumlah jajak pendapat mengunggulkan koalisi Likud- Beiteinu memenangi pemilu parlemen ini. Namun, perolehan kursi mereka diprediksi turun dari 42 kursi Knesset, parlemen Israel, jadi hanya 32-37 kursi.
Adapun Partai Bayit Yehudi yang mewakili penghuni permukiman Yahudi dan gerakan zionis mengusung program kejayaan kaum Yahudi. Mereka mendukung berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi.
Partai radikal kanan itu mengkritik keras gencatan senjata Hamas-Israel yang dimediasi Mesir pada tertempuran di Jalur Gaza, November 2012. Partai itu juga menolak berdirinya negara Palestina berdampingan dengan Israel. Partai Bayit Yehudi diprediksi menduduki urutan kedua atau ketiga dalam perolehan kursi Knesset kali ini.
Bahkan, Partai Buruh pimpinan Shelly Yachimovich, yang secara tradisi mengangkat isu perdamaian dengan Palestina dan Arab, untuk pertama kalinya meninggalkan isu itu. Partai Buruh saat ini mengangkat isu keadilan sosial sebagai program unggulan dalam kampanye pemilunya.
Pemimpin Partai Hatnuah yang beraliran sentris, Tzipi Livni, menuduh Netanyahu dan Lieberman sebagai munafik. Livni menyebut Netanyahu dan Lieberman bersikap keras terhadap Palestina, tetapi saat bersamaan mendukung gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.
Sejauh ini belum ada reaksi otoritas Palestina atas kecenderungan partai politik di Israel yang kian mengabaikan isu perdamaian dengan Palestina.
Partai Arab Israel, yang membawa aspirasi warga Arab di Israel, lebih suka mengusung isu persamaan hak dengan warga Yahudi dalam negara Israel. Ada tiga partai Arab Israel yang ikut serta dalam pemilu parlemen ini, yakni Partai Balad, Partai Ta’al, dan Front Demokrasi untuk Perdamaian dan Persamaan. Ketiga partai itu diprediksi dapat meraih 11-12 kursi Knesset.
Warga Arab Israel yang mencapai 20 persen dari populasi penduduk Israel yang sekitar 6 juta jiwa, belakangan diketahui kurang antusias berpartisipasi dalam pemilu. Kecenderungan masyarakat Israel yang semakin radikal dan perlakuan tidak adil terhadap warga Arab Israel membuat mereka semakin tidak tertarik pada pemilu. Pada Pemilu 2009, partisipasi warga Arab Israel tak sampai 50 persen dari warga yang punya hak pilih.
Tajuk rencana harian