Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boeing Hentikan Pengiriman B787

Kompas.com - 20/01/2013, 02:40 WIB

WASHINGTON DC, JUMAT - Raksasa industri dirgantara Amerika Serikat, Boeing, Jumat (18/1), menyatakan menghentikan untuk sementara pengiriman pesawat terbarunya, Boeing 787 Dreamliner, kepada para pembeli.

Dalam pernyataan resminya, Boeing menyatakan akan tetap memproduksi pesawat itu, tetapi pengirimannya baru akan dilakukan setelah semua masalah pada baterai dan sistem elektriknya dituntaskan.

Sebelumnya, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) melarang terbang pesawat tipe itu setelah serangkaian insiden terjadi sejak pekan lalu. Langkah FAA itu diikuti otoritas keselamatan penerbangan di negara-negara operator B787 sehingga praktis seluruh Dreamliner di dunia dilarang terbang untuk sementara.

”Kami tidak akan mengirimkan 787 sampai FAA mengeluarkan perintah tindakan terkait kekhawatiran pada baterai pesawat dan setelah perintah itu dilaksanakan,” tutur seorang juru bicara Boeing. Ia juga menyatakan, produksi pesawat penumpang terbaru dalam keluarga Boeing itu akan terus berlanjut.

Perusahaan yang berpusat di Chicago, AS, itu telah menerima pesanan 850 unit pesawat dengan harga 207 juta dollar AS (sekitar Rp 2 triliun) per unit dari seluruh dunia. Hingga saat ini, 50 pesawat berteknologi canggih itu telah dioperasikan delapan maskapai penerbangan di AS, Jepang, Cile, India, Qatar, Etiopia, dan Polandia.

Masalah baterai

Namun, masa depan pesawat, yang menggunakan banyak material komposit dan sistem penggerak elektrik, tersebut kini terancam dengan penemuan masalah pada baterai litium-ion yang digunakannya.

Salah satu Dreamliner milik maskapai Jepang, All Nippon Airways (ANA), terpaksa mendarat darurat, Rabu lalu, setelah muncul masalah pada baterai saat pesawat mengudara. Tiga alarm tanda bahaya berbunyi di kokpit, yakni alarm yang memperingatkan adanya asap di ruang penyimpanan baterai, penurunan voltase baterai, dan pengisian arus listrik yang abnormal pada baterai utama pesawat itu.

Tiga alarm itu membuat pilot melakukan pendaratan darurat di Bandara Udara Takamatsu, Jepang barat. Setelah dibuka, salah satu baterai dalam keadaan hangus, yang diduga karena kelebihan beban listrik.

Tim penyelidik Jepang dan AS kini bahu-membahu menyelidiki penyebab masalah tersebut. Hari Sabtu, mereka mulai menganalisis isi rekaman kotak hitam pesawat untuk mengetahui detail kondisi pesawat sebelum alarm tersebut berbunyi.

Para pengamat penerbangan menduga telah terjadi kelebihan arus listrik saat pengisian ulang baterai tersebut (overcharging). Dreamliner adalah pesawat penumpang pertama yang memanfaatkan baterai litium-ion secara besar-besaran sebagai salah satu langkah untuk mengurangi bobot pesawat dan menghemat konsumsi bahan bakar.

Namun, baterai itu dikenal rawan meledak atau terbakar jika kelebihan beban.(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com