Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baterai B787 ANA Hangus

Kompas.com - 19/01/2013, 03:48 WIB

Alih daya

Sejumlah pengamat penerbangan menyebut strategi Boeing untuk mengalihdayakan sebagian besar produksi komponen B787 sebagai salah satu kemungkinan penyebab berbagai masalah yang terjadi.

Berbeda dengan pesawat-pesawat Boeing sebelumnya, yang banyak menggunakan komponen buatan sendiri, Dreamliner menggunakan banyak komponen produksi perusahaan lain. Richard Tortoriello, analis penerbangan dari Standard & Poor’s, menyebut sekitar 70 persen komponen B787 diproduksi oleh 50 perusahaan berbeda di sejumlah negara.

Besarnya proporsi alih daya produksi ini juga menjadi salah satu penyebab tertundanya pengiriman pesawat B787 perdana hingga lebih dari 3 tahun dari jadwal semula.

Reuters mencatat, dari Jepang saja ada 17 perusahaan yang memproduksi berbagai komponen Dreamliner. Salah satu perusahaan itu adalah GS Yuasa Corp, yang mendapat jatah membuat baterai-baterai litium-ion.

Harga saham GS Yuasa turun sekitar 18 persen sejak masalah pada baterai itu pertama kali muncul. Perusahaan itu mengirim tiga anggota stafnya untuk membantu penyelidikan.

Meskipun demikian, pihak GS Yuasa berusaha membela diri dengan mengatakan, baterai-baterai produksinya hanya satu bagian dari keseluruhan sistem di pesawat itu.

Juru bicara GS Yuasa juga mengatakan, pihaknya mengirim dulu baterai-baterai itu ke perusahaan Thales di Perancis, yang menggabungkan baterai itu dengan sistem pengisian listriknya.

Kosugi menambahkan, baterai-baterai itu akan dibawa ke Tokyo untuk penyelidikan lebih lanjut dan hasil penyelidikan awal akan keluar dalam waktu seminggu.

Selain baterai, pesawat itu juga bermasalah pada bagian mekanisme katup saluran bahan bakar yang menyebabkan kebocoran, pekan lalu. Kementerian Transportasi Jepang menyebutkan, masalah itu terjadi pada komponen buatan satu perusahaan dari Inggris.(AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com