Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Desak Polusi Diatasi

Kompas.com - 15/01/2013, 02:15 WIB

Beijing, Senin - Kemarahan publik di China pada tingkat polusi udara yang berbahaya, yang menyelimuti Beijing dalam kabut asap, Senin (14/1), menyebar ke media pemerintah. Tajuk rencana media mempertanyakan transparansi resmi dan pembangunan negara itu yang sangat cepat.

Media Pemerintah China bergabung dengan pengguna internet dalam imbauan untuk sebuah evaluasi ulang proses modernisasi China. Menurut mereka, urbanisasi dan perkembangan ekonomi yang cepat telah mengorbankan lingkungan.

Media China berada di bawah pengawasan ketat Partai Komunis dan biasanya menjauhi kontroversi. Namun, media merasa lebih bebas untuk melaporkan mengenai polusi, sebagian karena itu tidak bisa disembunyikan dari publik.

Kabut asap tebal menyelimuti kawasan luas di China utara pada akhir pekan, memotong jarak penglihatan sampai 100 meter di beberapa tempat dan menyebabkan pembatalan penerbangan.

Menurut pihak berwenang Beijing, konsentrasi PM2.5—partikel yang cukup kecil untuk menyusup ke paru-paru—mencapai 993 mikrogram per meter kubik pada puncak polusi itu, hampir 40 kali batas aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Para ahli yang dikutip oleh media pemerintah mempersalahkan angin untuk fenomena itu. Mereka mengatakan, kabut telah bercampur dengan polutan dari kendaraan dan pabrik-pabrik dan terperangkap oleh pegunungan di utara dan barat Beijing. Penggunaan batubara pada musim dingin juga merupakan sebuah faktor, tambah mereka.

Transparan

Dalam tajuk rencana, Senin, tabloid Global Times mengimbau angka yang lebih transparan mengenai polusi. Mereka mendesak Beijing untuk mengubah ”metode sebelumnya yang menutup- nutupi masalah, dan sebaiknya mengeluarkan fakta”.

Pejabat pemerintah di China mempunyai sejarah lama menutup-nutupi masalah lingkungan dan lain-lain dengan tidak mengeluarkan informasi.

”Pilihan antara pembangunan dan perlindungan lingkungan harus dibuat dengan metode yang benar-benar demokratis. Masalah lingkungan seharusnya tidak dicampur dengan masalah politik,” tulis Global Times, tabloid milik surat kabar terbesar China, People’s Daily.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com