Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Australia Saling Menyalahkan Soal Kematian Davies

Kompas.com - 12/01/2013, 11:35 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

PERTH, KOMPAS.com - Polisi Indonesia belum juga memulai penyelidikan berkenaan dengan meninggalnya remaja Perth, Liam Davies di Lombok karena keracunan metanol, meskipun pemerintah Australia mengatakan telah berulang kali meminta hal tersebut dilakukan.

Dalam pernyataan hari Sabtu (12/1/2013), Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan konsulat mereka di Bali sudah mengontak polisi beberapa kali mendesak agar mereka melakukan penyelidikan. Diplomat Australia mengatakan mereka sudah mengirim laporan ke polisi di Lombok dan menulis surat kepada Gubernur Bali I Made Pastika.

Namun menurut laporan harian The West Australian, polisi Indoensia membantah adanya kontak resmi soal kematian Davies tersebut. Juru bicara Polda Nusa Tenggara Barat Sukarman Hussein mengatakan, tidak ada catatan komunikasi dengan pihak berwenang Australia. Sebelumnya, kepala polisi Lombok Utara Roni yang membawahi pulau Gili Trawangan dimana Davies keracunan alkohol bermetanol di bar Rudy's Pub, mengatakan dia tidak diberitahu soal kematianya, dan tidak ada penyelidikan apapun yang dilakukan.

Roni mengatakan minggu lalu dia menghubungi Polisi Federal Australia setelah dia dihubungi wartawan, namun menambahkan polisi Australia tidak menyebut-nyebut kasus Davies. Menurut Juru bicara Polda Sukarman Hussein, polisi belum memulai penyelidikan karena Davies diterbangkan dari Lombok ke Australia.

Sementara itu, menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, Perdana Menteri Julia Gillard juga memberikan komentar atas kasus kematian Davies dengan mengatakan bahwa kematian itu adalah tragedi, dan mengingatkan para turis bahwa hukum Australia dan standar keamanan pangan Australia tidak bisa diterapkan di luar negeri.

PM Gillard mengatakan, Australia bisa mengajukan usulan, namun tidak bisa melakukan penyelidikan di Indonesia. "Kami bisa mengungkapkan keprihatinan, namun kami bukan pembuat aturan di Indonesia," kata Gillard.

Presiden Indonesia Institut Ross Taylor mengatakan bahwa masalah keracunan metanol ini bukan merupakan prioritas masalah di Indonesia. "Berapa orang di Australia sadar bahwa Presiden Indonesia harus mengurusi banjir yang terjadi di Jakarta baru-baru ini." kata Taylor kepada Radio 6PR.

"Polisi juga baru-baru ini menahan beberapa teroris yang merencanakan serangan termasuk ke Bali." Menurut Taylor, masalah metanol ini memang harus ditangani, namun dia meragukan apakah merupakan prioritas di Indonesia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com