Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Paling Mematikan

Kompas.com - 12/01/2013, 03:43 WIB

Quetta, Jumat - Otoritas Pakistan, Jumat (11/1), menyatakan, serangkaian ledakan bom yang terjadi sehari sebelumnya di beberapa tempat telah menewaskan lebih dari 120 orang. Hari Kamis tercatat sebagai hari paling berdarah dibandingkan dengan insiden sebelumnya di negeri itu.

Para pejabat Pakistan menjelaskan, bom pertama meledak pada acara keagamaan di Lembah Swat, Pakistan barat laut. Sebanyak 22 orang tewas dan lebih dari 80 orang lainnya terluka. Ledakan itu terjadi pada pertemuan mingguan Tableeghi Jamaat di pinggiran Mingora, kota terbesar di distrik tersebut.

Tableeghi Jamaat adalah gerakan keagamaan yang didirikan Muhammad Ilyas al-Kandhlawi di India pada 1926. Gerakan ini bertujuan melakukan reformasi spiritual lewat kerja di akar rumput, melayani warga Muslim dari seluruh lapisan ekonomi.

Serangan ini adalah yang paling mematikan di Lembah Swat sejak Juli 2009, saat militer Pakistan merebut kembali daerah itu setelah dua tahun dikuasai Taliban.

Quetta

Dua ledakan lainnya terjadi selang 10 menit di dalam dan di luar klub tempat bermain biliar di Quetta, Provinsi Baluchistan, wilayah yang penduduknya mayoritas warga Syiah. Pejabat polisi Hamid Shakeel semula mengumumkan, 86 orang tewas akibat ledakan di dalam klub biliar yang dipadati pengunjung. Pada Jumat petang, jumlah korban jiwa bertambah menjadi 92 orang.

Sebanyak 11 orang tewas langsung di tempat kejadian, dan lebih dari 121 orang terluka. Korban bertambah karena banyak korban yang mengalami luka-luka akhirnya mengembuskan napas terakhir di dalam perjalanan ke rumah sakit atau setelah tiba di RS.

Ledakan pertama yang diduga bom bunuh diri diikuti bom kedua yang meledak sekitar 10 menit kemudian. Bom yang disembunyikan di dalam tas itu meledak di dekat kendaraan tentara paramiliter, menewaskan 12 orang dan mencederai sekitar 40 korban lain.

Bom itu sempat dicurigai warga, tetapi langsung meledak sebelum para tentara itu sempat bereaksi.

Pejabat pemerintah Baluchistan, Akbar Hussain Durrani, menjelaskan, di antara korban tewas terdapat sembilan polisi, tiga wartawan lokal, dan beberapa anggota regu penolong. Ratusan orang panik, diselimuti rasa takut yang hebat. Pemerintah Provinsi Baluchistan mengumumkan tiga hari berkabung mengenang para korban.

Kelompok militan Laskhar-e-Jhangvi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Organisasi ini mengaku memiliki hubungan dengan Al Qaeda dan Taliban, serta terlibat penculikan dan pemenggalan Daniel Pearl, wartawan Amerika Serikat, pada Januari 2002.

Human Right Watch (HRW) memperingatkan Pakistan agar melindungi warga minoritas Syiah. Polisi Pakistan mengakui, korban serangan umumnya kaum Syiah dan minoritas lain.

Kondisi Pakistan cukup tenang sejak awal 2011. Namun, dalam beberapa watu terakhir negeri itu kerap diguncang ledakan bom.(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com