Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rieke Prihatin Nasib TKI di Jawa Barat

Kompas.com - 11/01/2013, 22:22 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com -- Calon gubernur Jawa Barat yang diusung Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka menyampaikan keinginannya untuk memperjuangkan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Rieke mengaku sedih melihat nasib TKI saat ini.

Seperti yang dialami Iwan (28), TKI asal Dusun Gadel RT 07 RW 03, Desa Sukaraja, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Iwan yang bekerja sebagai pembuat kir dan baut di Taiwan meninggal akibat kecelakaan kerja setelah koma dua bulan. Dikabarkan, Iwan meninggal dunia pada pertengahan Desember 2012 lalu. Iwan tidak bisa langsung dipulangkan ke Indonesia karena keterbatasannya sebagai buruh di Taiwan.

Pada akhirnya, Jumat (11/1/2012) Iwan bisa dipulangkan dengan menggunakan pesawat CI 761 ex Taipei. Iwan juga meninggalkan istri yang sedang hamil empat bulan yang merupakan calon anak pertamanya. "Saya sedih dengan nasib TKI, apalagi melihat kondisi yang sekarang ini. Saya akan terus memperjuangkan agar hak-haknya sebagai pekerja, seperti gaji, serta asuransi TKI yang menjadi hak keluarga dipenuhi," kata Rieke saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (11/1/2013).

Berdasarkan data resmi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tahun 2012, sebanyak 328 jenazah TKI yang dipulangkan terbanyak dari Jawa Barat. Menurutnya, tahun 2009 - 2011, Jawa Barat menjadi pengirim TKI terbesar menempati peringkat ke dua terbesar di Indonesia. Setidaknya di tahun yang sama TKI asal Jabar yang bermasalah mencapai 16.856 atau 20 persen dari total penempatan sampai September sebanyak 84.201 orang.

"Ini bukan sebuah prestasi yang bisa dibanggakan. Saya terus berjuang agar revisi UU 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI segera tuntas. Seharusnya pemerintah berkewajiban menciptakan lapangan kerja di dalam negeri, sehingga pengiriman tenaga kerja ke luar negeri tidak boleh alasannya karena tiadanya lapangan kerja di Indonesia. Ini yang sedang kami terus perjuangkan," tegasnya.

Rieke menyatakan, rakyat Jawa Barat harus mempunyai mimpi untuk memperjuangkan akan hal itu, terlebih lagi pemerintahnya. "Bukan sekadar janji berapa angka jumlah lapangan kerja yang akan disediakan, lalu kenyataannya berujung pengiriman TKI," sindirnya.

Yang akan jadi perjuangannya, lanjutnya, adalah penciptaan lapangan kerja bagi seluruh rakyat di tanah air, khususnya di Jawa Barat yang jumlah TKI-nya paling tinggi. Fokusnya bukan penyeragaman industri kota/kabupaten, tapi bagaimana industri lanjutan bisa mengolah hasil pangan agar wilayah agraris tidak terkikis.

Dia juga menyarankan agar sekolah-sekolah bermuatan kejuruan diperbanyak dan direvitalisasi sesuai kebutuhan pasar. "Kalaupun jadi TKI dipastikan terdidik dan terampil. Apapun kondisinya, buruh atau pekerja lebih punya harga diri dan diupah tinggi, jika dibandingkan dengan pekerja lulusan SMP dan SMA yang tanpa keterampilan khusus. Maka kita bisa pastikan Jawa Barat tidak lagi menjadi kantong TKI dengan segudang kisah duka," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com