Damaskus, Kamis -
Sebuah agenda damai yang disetujui negara-negara besar di Geneva pada tahun lalu mengusulkan perlunya pemerintahan
Brahimi menegaskan lagi bahwa rencana Geneva tahun lalu masih menjadi ”dasar bagi solusi Suriah”.
Perang telah meluluhlantakkan Suriah. Seperti disampaikan PBB pekan lalu, situasi kemanusiaan terus memburuk, jumlah korban tewas telah lebih dari 60.000 orang.
Menurut Brahimi, konflik Suriah harus diwujudkan pada 2013, dan tidak boleh diulur-ulur. Jalan keluar bukan dengan pendekatan militer, melainkan politik.
”Tidak ada solusi militer,” katanya. ”Solusi tidak boleh diulur hingga 2014, tetapi harus diwujudkan pada 2013,” katanya.
Brahimi menggambarkan
Pidato Assad juga disampaikan tanpa tawaran konsesi dan mengumbar pernyataan tidak akan berbicara dengan musuh, yakni pihak oposisi yang ia anggap sebagai teroris dan boneka Barat.
Utusan khusus PBB mendesak semua pihak berkompromi demi para korban konflik. ”Saya katakan kepada warga Suriah—entah para pejuang (oposisi), presiden, atau pejabatnya—bahwa konsesi apa pun jangan sirna agar situasi ini segera berakhir,” katanya.
Di hari yang sama, seperti dilaporkan kantor berita Suriah, SANA, Pemerintah Suriah mengesahkan rencana baru penyelesaian politik yang diajukan Assad. Gagasan baru itu adalah gencatan senjata, diikuti konferensi atau dialog nasional, pembentukan parlemen, dan pemerintah yang lebih luas.
Dalam sidang kabinet, Rabu, pemerintah menginstruksikan pembentukan satu komite menteri yang dipimpin Perdana Menteri Wael al-Halqi untuk mengimplementasikan program
Pemerintah meminta negara- negara asing yang mendukung oposisi agar menahan diri. Mereka tidak boleh mendukung, menampung, atau mendanai kelompok itu demi menyelamatkan nyawa warga dan kedaulatan Suriah.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.