Caracas, Selasa
Menteri Informasi Ernesto Villegas pada Senin malam mengatakan, kondisi medis Chavez tetap sama sejak komplikasi yang dilaporkan empat hari lalu, sebagai dampak operasi kanker yang dijalaninya. Chavez, yang menjalani operasi keempat di Havana sebulan lalu, menderita infeksi paru-paru akut yang membuatnya sulit bernapas.
Imbauan agar massa berkumpul di luar istana kepresidenan Miraflores pada 10 Januari disampaikan di tengah debat sengit, apakah Chavez, yang memenangi pemilu akhir tahun lalu, bisa tetap menjabat kalau dia terlalu sakit dan tak bisa diambil sumpah jabatan.
Perdebatan itu berpusat pada sebuah pasal di konstitusi Venezuela yang menyebutkan, presiden terpilih harus dilantik pada 10 Januari. Namun, tidak ada sanksi atau keterangan yang menjelaskan apa yang terjadi kalau pelantikan tidak bisa dilakukan pada tanggal itu.
Kubu Chavez mengatakan, tanggal 10 Januari disebutkan dalam konstitusi hanya sebagai ”formalitas”. Mereka mengatakan, Chavez akan dilantik saat kesehatannya mengizinkan.
Namun, oposisi berdalih akan terjadi kekosongan kekuasaan karena masa jabatan Chavez sebelumnya sudah berakhir. ”Kalau presiden tidak dilantik, negara tidak bisa dibiarkan mengalami kekosongan kekuasaan,” kata Tomas Guanipa dari partai oposisi Premero Justicia. Dia menegaskan, Ketua Majelis Nasional Diosdado Cabello harus dilantik sebagai presiden sementara.
”Tidak ada di sini yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan. Tidak ada yang harus memberi harapan pada oposisi, bahwa Chavez akan meninggalkan (jabatan) pada 10 Januari,” kata Cabello kepada wartawan. Dia tidak menjelaskan apakah Chavez telah tiba di Caracas saat massa diimbau berkumpul di depan istana, 10 Januari.
Pemimpin Gereja Katolik Venezuela mengkritik pemerintah karena tidak menjelaskan kondisi Chavez sesungguhnya. Pertentangan pemerintah dan oposisi bisa membahayakan situasi negeri itu.