Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Ekstrem Sapu Australia

Kompas.com - 08/01/2013, 02:09 WIB

SYDNEY, SENIN - Pemerintah Australia memperingatkan warganya agar bersiap-siap menghadapi gelombang panas ekstrem Selasa (8/1) ini. Paduan suhu sangat panas, kelembaban rendah, dan angin yang berembus kencang dikhawatirkan bisa memicu kebakaran besar tak terkendali.

”Besok bukan hari biasa. Besok kemungkinan akan menjadi hari dengan bahaya kebakaran terbesar yang pernah dihadapi negara bagian ini,” tutur Menteri Besar Negara Bagian New South Wales Barry O’Farrell di Sydney, Senin. Lebih dari sepertiga dari total 22 juta warga Australia tinggal di New South Wales.

Peringatan juga disampaikan Perdana Menteri Australia Julia Gillard seusai berkunjung ke daerah bencana kebakaran hebat di Pulau Tasmania, Senin. ”Ini saatnya untuk waspada, dan saya secara khusus ingin menyampaikan pesan itu kepada rakyat New South Wales karena temperatur udara mulai naik,” ujar Gillard.

Pihak berwenang memperingatkan, suhu udara di Sydney bisa mencapai 43 derajat celsius pada hari Selasa. Di bagian lain negara bagian itu, temperatur bahkan bisa mencapai 45 derajat celsius.

Risiko kebakaran hutan dan semak-semak, yang bisa meluas tak terkendali, sangat besar karena pada puncak musim panas di Australia saat ini, kelembaban udara sangat rendah dan tiupan angin sangat kencang.

”Api sekecil apa pun yang terpicu dalam kondisi yang diramalkan—temperatur (di atas) 40 derajat celsius, kelembaban di bawah 10 persen, dan kecepatan angin di atas 70 kilometer per jam—akan menjadi sangat mengerikan,” kata Rob Rogers, Deputi Komisaris Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan New South Wales.

Belum-belum, 90 titik api sudah terjadi di sebelah selatan Sydney, Senin, dengan 20 di antaranya dalam keadaan tak terkendali. Pihak berwenang telah menyiagakan ribuan petugas pemadam kebakaran, 70 pesawat, dan menaikkan status bahaya menjadi ”bencana besar” (catastrophic).

Dengan status tersebut, otoritas menghadapi risiko kobaran api yang bergerak sangat cepat, tak terkendali, dan tak bisa diprediksi arahnya. Satu-satunya pilihan terbaik adalah mengungsi.

Kondisi panas ekstrem juga diperkirakan akan terjadi di Negara Bagian Victoria. Negara bagian tersebut masih menyimpan trauma tragedi Sabtu Hitam pada tahun 2009 saat badai api menewaskan 173 orang dan menimbulkan kerugian senilai 4,4 miliar dollar Australia.

Di Tasmania, polisi dan petugas penyelamat terus mencari 100 warga yang masih hilang setelah kebakaran besar melanda sejumlah kota. Api melahap kawasan seluas 20.000 hektar dan memusnahkan lebih dari 100 rumah.

Pejabat Komisaris Polisi Tasmania, Scott Tilyard, mengatakan, hingga Senin, pihaknya belum menemukan satu pun korban tewas. Namun, pencarian masih terus dilakukan di reruntuhan bangunan yang sebagian masih membara.

Lapisan es

Sebaliknya, suhu dingin ekstrem masih melanda sebagian kawasan China. Kantor berita China, Xinhua, menyebutkan, suhu dingin diperkirakan masih terjadi hingga akhir pekan ini di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang di China selatan.

Suhu dingin itu mengganggu pengantaran stok sayur-mayur karena lebih dari 43 kilometer jalan raya utama tertutup lapisan es setebal 5 sentimeter.

Kawasan Guangxi adalah sentra produksi sayur-mayur di China pada musim dingin. Setiap tahun, kawasan itu memasok tak kurang dari 8 ton sayur-mayur ke bagian utara dan timur China.(AFP/Reuters/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com