Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2013, 17:56 WIB
EditorErvan Hardoko

NEW DELHI, KOMPAS.com — Sidang perdana lima tersangka pelaku pemerkosaan dan pembunuhan seorang mahasiswi berusia 23 tahun digelar di New Delhi, Senin (7/1/2013). Namun, hakim di Pengadilan Distrik Saket memutuskan sidang perdana itu digelar tertutup.

"(Jika terbuka) pengadilan akan penuh sesak sehingga akan sulit menjalankan sidang kasus ini," kata Hakim Namrita Aggarwal soal keputusan yang mendapat protes para pengacara dan media itu.

Sekelompok pengacara di Pengadilan Sakey mencela para pengacara yang menjadi kuasa hukum para tersangka. Keributan ini membuat proses persidangan tertunda dan baru dimulai menjelang jam makan siang.

Ruang sidang yang hanya bisa menampung sekitar 30 orang itu disesaki lebih dari 150 orang. Di antara ratusan orang itu terdapat belasan pengacara yang tak ada hubungannya dengan kasus ini dan para jurnalis internasional.

Kelima tersangka yang berusia antara 19 dan 35 tahun dijadwalkan tampil bersamaan di sidang perdana ini. Para terdakwa ini diyakini bernama Ram Singh, Mukesh Singh, Vinay Sharma, Akshay Thakur, dan Pawan Gupta. Terdakwa keenam yang baru berusia 17 tahun akan disidang terpisah di pengadilan remaja.

Para terdakwa ini menghadapi dakwaan pembunuhan, penculikan, dan pemerkosaan dalam kasus yang menghebohkan India dan memicu tuntutan perlindungan lebih baik untuk perempuan India.

Pada Sabtu (5/1/2013), dua terdakwa, Sharma dan Gupta, mengajukan permohonan menjadi saksi memberatkan untuk terdakwa lainnya. Demikian keterangan dari Jaksa Rajiv Mohan, yang menambahkan kedua terdakwa berharap dengan keputusan itu mereka akan mendapatkan keringanan hukuman.

Biasanya, sidang kasus-kasus seperti ini memakan waktu berbulan-bulan. Namun, setelah korban meninggal di Singapura, langkah hukum kasus ini berjalan cukup cepat. Pemerintah India, yang kerap dikritik karena sistem hukumnya yang lambat, berjanji akan menggelar sidang ini secepat mungkin.

Polisi menjaga ketat sidang ini karena khawatir akan keselamatan para terdakwa. Pekan lalu, seorang pria ditahan karena ketahuan memasang sebuah bom di kediaman salah seorang tersangka.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com