Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Australia Desak Indonesia Larang Arak Bermetanol

Kompas.com - 06/01/2013, 08:42 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

PERTH, KOMPAS.com — Ikatan Dokter Australia Barat mendesak Pemerintah Australia dan polisi federal untuk campur tangan guna memastikan Pemerintah Indonesia bertindak lebih banyak untuk melarang minuman arak yang dicampur metanol.

Ketua Ikatan Dokter Australia Barat Richard Choong mengatakan, bantuan asing yang diberikan Australia kepada Indonesia bisa digunakan untuk melobi guna memastikan bahwa menjual minuman yang dicampur metanol merupakan tindak kejahatan serius.

"Kita harus betul-betul mengangkat masalah ini, bukan saja di Australia Barat, melainkan di seluruh Australia, karena banyak sekali turis kita berlibur di Bali ataupun di pulau-pulau sekitarnya, termasuk Lombok dan Gili," kata Choong kepada harian The West Australian, Minggu (6/1/2013).

"Diperlukan tindakan bersama antara Departemen Kesehatan, Departemen Luar Negeri, dan polisi federal karena kita tidak mau warga Australia menjadi korban lagi di masa depan."

"Menjual minuman bermetanol, yang merupakan  bahan kimia berbahaya, adalah tindak kejahatan serius. Kami ingin melihat polisi federal dan polisi Indonesia bekerja sama menghentikan kegiatan ini," tutur Dr Choong.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, saat ini seorang remaja asal Australia Barat, Liam Davies (19), dalam keadaan kritis setelah minum arak bercampur metanol di Lombok.

Jumlah mereka yang keracunan metanol setiap tahun bertambah, bahkan kejadian ini memakan korban jiwa.

Dr Choong juga meminta pihak berwenang Australia memberikan peringatan kesehatan akan bahaya metanol dan infeksi karena tato serta gigitan anjing atau nyamuk dalam setiap penerbangan ke Bali.

"Bali adalah negara lain sama sekali, tempat standar kesehatannya berbeda dari Australia," kata Choong.

Sementara itu Ross Taylor, Direktur Indonesia Institute, lembaga nirlaba yang mempromosikan persahabatan Australia-Indonesia, mengatakan bahwa turis Australia berjudi dengan nyawa mereka jika memesan minuman beralkohol dari bar-bar murah.

Taylor mendesak para turis hanya membeli minuman dari hotel berbintang atau minum dari bir atau anggur botolan. Minuman arak yang dicampur metanol ini semula berasal dari kebiasaan masyarakat setempat untuk membuat arak dari pohon aren atau kelapa untuk konsumsi lokal. Untuk meninggikan kadar alkohol, minuman tersebut dicampur dengan metanol.

Dengan semakin banyaknya turis asing ke Bali, minuman ini dijual di pusat-pusat kunjungan wisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com