Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Australia Keracunan Metanol di Lombok

Kompas.com - 05/01/2013, 09:24 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

PERTH, KOMPAS.com — Kasus turis Australia keracunan metanol karena mengonsumsi arak kembali terjadi. Kali ini, seorang remaja berusia 19 tahun sedang dalam keadaan kritis di rumah sakit di Perth setelah keracunan metanol di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Liam Davies asal Western Australia sedang merayakan Tahun Baru bersama-sama teman-temannya ketika dia tiba-tiba jatuh sakit setelah minum arak di sebuah bar di Lombok. Menurut laporan situs PerthNow, Sabtu (5/1/2013), dia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.

Setelah berkonsultasi dengan dokter di Australia, Davies diterbangkan ke RS Sir Charles Gairdner di Perth, Jumat dini hari. Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan Davies dalam kondisi kritis.

Keluarganya sudah mengeluarkan pernyataan menggambarkan dia sebagai pemuda berusia 19 tahun yang aktif dan dimanis, yang mewakili negerinya di cabang lacross, dan memiliki mimpi untuk melakukan perjalanan ke luar negeri untuk melihat dunia. "Mereka mengingatkan warga Australia lainnya untuk berhati-hati bila berada di luar negeri. Kami ingin menyadarkan mengenai risiko minum arak lokal yang kita tidak ketahui kualitasnya," kata pernyataan tersebut. 

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, Davies adalah korban terbaru keracunan metanol yang dialami warga Australia di Bali dan Lombok. Tahun lalu, pemain rugbi terkenal asal Perth, Michael Denton, meninggal. Hasil otopsi menemukan sebab kematian karena keracunan metanol.

Bulan lalu, seorang remaja putri asal Sydney mengalami kebutaan setelah minum arak yang dicampur metanol ketika merayakan kelulusan sekolah di Bali. Bulan Juni, seorang turis backpacker asal Swedia, Johan Lundin (28), meninggal setelah minuman mojitonya dicampur metanol di Lombok. Tunangannya asal Darwin kemudian berbicara kepada media mengingatkan bahayanya pencampuran minuman yang dilakukan tanpa sepengetahuan pemiliknya di Indonesia.

Kelompok relawan Red Frogs, yang memberi bantuan bagi para lulusan sekolah Australia yang merayakan kelulusan mereka di Bali, mengatakan mengetahui adanya lima orang yang keracunan metanol tahun lalu dan memperkirakan angka sebenarnya lebih tinggi lagi.

Metanol adalah bahan kimia berbahaya yang kadang dicampur ke dalam minuman sehingga kadar alkoholnya lebih tinggi. Dampak dari keracunan metanol bisa berupa muntah-muntah, pusing, sakit perut, koma, gagal ginjal, dan dalam kasus ekstrem, meninggal. Kebutaan juga sering terjadi, baik sementara maupun permanen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com