Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Lama Kongres Baru

Kompas.com - 05/01/2013, 03:07 WIB

WASHINGTON DC, KAMIS - Para anggota baru Kongres Amerika Serikat resmi dilantik, Kamis (3/1), waktu setempat. Namun, komposisi Senat dan DPR yang baru tersebut akan menghadapi sejumlah masalah lama yang terus menghantui masa depan negara adidaya itu.

Kongres ke-113 AS ini diwarnai 12 senator baru dan 82 anggota baru DPR AS. Kongres kali ini juga memiliki anggota perempuan terbanyak dalam sejarah.

Dengan dilantiknya para anggota baru ini, kini ada 20 perempuan senator di Senat dan 80 anggota perempuan di DPR AS. Total ada 100 perempuan di antara 535 anggota Kongres kali ini.

Kehadiran lebih banyak perempuan ini membawa harapan bahwa kebuntuan politik yang disebabkan perbedaan tajam antara kubu Partai Demokrat dan Partai Republik selama dua tahun terakhir bisa dihindari.

”Saya kira andai kami, perempuan, yang menguasai Senat dan pemerintahan, kita sudah akan menemukan kesepakatan anggaran saat ini juga,” ujar Senator Susan Collins dari Partai Republik yang mewakili Negara Bagian Maine, bulan lalu. Menurut Collins, perempuan cenderung lebih kolaboratif dibandingkan laki- laki.

”Secara alami, kami lebih tidak konfrontasional dan lebih kolaboratif. Kami bukan hanya ingin bekerja secara bipartisan, kami memang sudah melakukan itu selama ini,” kata Senator Claire McCaskill dari Partai Demokrat, yang mewakili Negara Bagian Missouri.

Meski demikian, komposisi partai dalam Kongres kali ini tak berubah. Demokrat masih menguasai Senat, kini dengan perbandingan kursi 55-45. Sementara Republik masih tetap menjadi mayoritas di DPR AS, dengan perbandingan kursi 235-199.

Hal itu menunjukkan, pertarungan politik habis-habisan masih akan terus terjadi di Gedung Capitol, paling tidak sampai dua tahun ke depan.

Para anggota legislatif dari Partai Republik belum-belum sudah menyerukan balas dendam atas kekalahan mereka dalam perundingan untuk menghindari jurang fiskal awal pekan ini.

Dalam kesepakatan itu, para republiken, yang telah menandatangani semacam sumpah untuk melawan setiap usaha menaikkan pajak bagi rakyat AS, dipaksa menyetujui kenaikan pajak bagi warga berpenghasilan di atas 400.000 dollar AS per tahun.

Tekad membalas

Kini, mereka bertekad membalas dengan berusaha memaksa Presiden Barack Obama memotong anggaran belanja negara sebagai langkah pengurangan defisit anggaran.

Pemimpin Minoritas Senat AS, Senator Mitch McConnell dari Partai Republik, menegaskan, AS saat ini sedang menghadapi bahaya fiskal serius yang berkaitan dengan anggaran belanja negara adidaya itu.

”Presiden dan saya sama-sama tahu apa yang perlu dilakukan. Pilihannya adalah dia mengambil langkah sekarang untuk memotong belanja pemerintah secara signifikan, atau menghadapi krisis nanti,” ujar McConnell di hadapan Senat yang baru.

Dalam dua bulan ke depan, paling tidak ada dua masalah utama yang harus disepakati di Kongres, yakni pemotongan anggaran belanja dan penambahan pagu utang negara AS.

Dana Moneter Internasional (IMF), lembaga-lembaga pemeringkat utang, dan para analis telah memperingatkan, AS harus segera mengatasi masalah defisit anggaran dan utangnya yang membengkak.

John Boehner, yang terpilih kembali sebagai Ketua DPR AS, mengajak Kongres baru untuk mengatasi beban utang AS. ”Impian AS berada dalam bahaya selama itu terbebani jangkar utang ini,” ujarnya. (AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com