Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Serukan Oposisi Suriah dan Assad Bertemu

Kompas.com - 05/01/2013, 00:06 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia memilih tidak memihak pemerintahan rezim Bashar Assad maupun oposisi Suriah yang didukung Barat. Indonesia lebih mendorong pada proses politik daripada aksi bersenjata yang merenggut korban jiwa.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa menyikapi konflik yang mendera Suriah sejak Maret 2011.

"Hal yang penting adalah proses politik digulirkan. Kita harap kedua belah pihak, oposisi dan pemerintah, harus bisa bertemu," kata Marty di kantornya, Jakarta, Jumat (4/1/2012).

Marty menekankan, pertemuan oposisi dan Bashar Assad harus diwujudkan untuk rakyat Suriah. Pertemuan itu, terangnya, bukan sebagai bentuk pengakuan keabsahan pemerintah satu pihak oleh yang lain. Menurutnya, pertemuan justru untuk meredam kekerasan bersenjata.

"Penyelesaian politik harus ada, tidak bisa diselesaikan melalui cara militer," tandasnya.

Ia menambahkan, Suriah membutuhkan tiga elemen penting. Elemen tersebut, terangnya, meliputi penghentian kekerasan, mendorong bantuan kemanusiaan dan proses politik. Menurutnya, proses politik harus dimulai dahulu. Hal itu, lanjutnya, untuk menghormati kehendak rakyat Suriah.

"Bahwasannya apapun peranan presiden Assad akan lebih diketahui setelah proses politik itu bergulir. Nah ini yang sebenarnya sifat lebih dinamis, tidak membuat sebagai prasyarat dan tidak juga menetapkannya sebagai hasil," terangnya.

Seperti diberitakan, konflik di Suriah meletus pada Maret 2011. Konflik.diawali dengan demonstrasi damai melawan Assad yang berkuasa selama empat dekade. Demonstrasi itu kemudian berubah menjadi revolusi berdarah. Korban jiwa atas Revolusi Suriah ditaksir mencapai 60.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com