Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hillary Berjuang Atasi Penggumpalan Darah

Kompas.com - 02/01/2013, 03:22 WIB

washington, selasa - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton (65) tengah menjalani perawatan di rumah sakit untuk mengatasi penggumpalan di pembuluh darah kepala. Hingga kini baru dipastikan bahwa kondisi tersebut tidak mengakibatkan gejala lanjutan, seperti stroke ataupun gangguan saraf.

Terjadinya penggumpalan darah diduga karena benturan pada kepala, mengingat Menlu AS yang paling banyak bepergian ini pernah dilarikan ke rumah sakit pada pertengahan Desember akibat jatuh pingsan menyusul gangguan virus perut. Sewaktu jatuh pingsan, kepalanya sempat terbentur dan gegar otak.

”Penggumpalan ditemukan di pembuluh darah yang terletak antara otak dan tengkorak di belakang telinga kanan,” ujar dua dokter yang merawat Hillary, Lisa Bardack dan Gigi el-Bayoumi, dalam pernyataan resmi yang dirilis Senin (31/12).

Kondisi ini, menurut mereka, dipastikan tidak menyebabkan gejala stroke atau gangguan saraf. Untuk mengatasi masalah tersebut, Hillary mendapatkan terapi obat antikoagulan. Begitu dosis pengobatan sudah dipastikan, Hillary akan meninggalkan Rumah Sakit Presbyterian New York, tempatnya dirawat sejak Minggu (30/12).

Pembuluh darah yang tersumbat di kepala Hillary berfungsi mengalirkan darah dari otak. Dokter bedah saraf dari North Shore University Hospital, Raj Narayan, menjelaskan, memar akibat benturan kepala memicu produksi tromboplastin yang menyebabkan penggumpalan darah. Narayan sendiri tidak terlibat dalam pengobatan Hillary.

Hal serupa diutarakan Geoffrey Manley, ahli bedah saraf San Francisco General Hospital. Menurut Manley, perawatan kasus penggumpalan darah biasanya berlangsung satu pekan.

Penggumpalan darah bukan yang pertama kali dialami istri mantan Presiden AS Bill Clinton ini. Pada 1998, Hillary menderita penggumpalan darah di kaki saat masih menjadi ibu negara AS.

Masalah kesehatan yang dihadapi Hillary menimbulkan perdebatan mengenai peluangnya maju kembali dalam pemilihan presiden AS tahun 2016. Hillary dikalahkan Barack Obama yang meraih nominasi presiden dari Partai Demokrat pada 2008.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan Gallup, Hillary dianggap sebagai figur perempuan yang paling dihormati warga AS dan mendapat dukungan 21 persen dari responden. Posisi itu dipertahankan dalam 17 kali jajak pendapat. (ap/reuters/eld)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com