Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/12/2012, 12:04 WIB
EditorErvan Hardoko

TEHERAN, KOMPAS.com — Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memecat satu-satunya menteri perempuan dalam kabinetnya. Demikian laporan televisi pemerintah Iran, Kamis (27/12/2012).

Menteri Kesehatan Marzieh Vahid Dastjerdi mengusulkan kenaikan harga sejumlah obat-obatan akibat terus menurunnya nilai tukar riyal Iran karena sanksi Barat terkait program nuklir kontroversial negeri itu.

Namun, Ahmadinejad menolak usulan kenaikan harga obat-obatan dan memecat sang menteri.

Selain usulan kenaikan harga, diduga kuat pemecatan itu dilakukan karena sang menteri mengkritik kegagalan pemerintah menyediakan anggaran memadai untuk pengadaan obat-obatan vital.

Bulan lalu, Dastjerdi mengatakan hanya seperempat dari seluruh anggaran negara pada 2012 sebesar 2,4 miliar dollar AS disediakan untuk penyediaan obat-obatan.

"Obat-obatan sama pentingnya dengan makanan," kata Dastjerdi di televisi nasional.

"Saya mendengar mobil mewah diimpor menggunakan subsidi dollar, tetapi saya tidak tahu apa yang terjadi dengan dollar yang seharusnya digunakan untuk mengimpor obat-obatan," lanjut dia.

Marzieh Vahid Dastjerdi adalah menteri perempuan pertama Iran sejak Revolusi Islam 1979. Ahmadinejad menunjuk Mohammad Hassan Tariqat sebagai pejabat sementara menteri kesehatan.

Pemecatan Vahid Dastjerdi diikuti pengunduran diri Kepala Fakultas Kesehatan Teheran Bagher Larijani, saudara laki-laki Ketua DPR Ali Larijani dan Menteri Kehakiman Sadeq Larijani. Keduanya adalah sekutu dekat Ahmadinejad.

Meski tidak langsung memengaruhi harga obat-obatan, sanksi Barat itu membuat impor obat-obatan semakin sulit karena larangan dan pembatasan transaksi finansial.

Iran memproduksi 97 persen obat-obatan untuk keperluan dalam negerinya, tetapi sebagian besar bahan obat-obatan tersebut masih diperoleh dari luar negeri.

Pada Oktober lalu, seorang pejabat Iran mengatakan harga obat-obatan produksi dalam negeri Iran meningkat 15-20 persen dalam waktu tiga bulan, sementara harga obat-obatan impor meningkat hingga 20-80 persen.

Kepala Yayasan Penyakit Khusus Fatemeh Hashemi telah menyurati Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk mendesak Barat agar melonggarkan sanksi ekonomi yang sangat merugikan warga Iran.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com