Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Dominasi Pasokan Narkotika di Indonesia

Kompas.com - 27/12/2012, 09:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelundupan narkotika dari luar negeri ke Indonesia memiliki pola yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Laporan akhir tahun Badan Narkotika Nasional (BNN) pun menunjukkan fakta menarik.

Sepanjang tahun 2012, sebagian besar narkotika yang dipasok ke Indonesia berasal dari negara Iran, sementara kurirnya berasal dari Nigeria.

"Kita masih ingat pada awal tahun ada 60 orang beturut-turut ditangkap di bandara dan itu semua berasal dari Iran," ujar Kepala BNN Irjen Anang Iskandar di sela-sela pembacaan laporan akhir tahun di gedung BNN, Jalan MT Haryono, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2012).

Sindikat narkotika asal Iran itu, lanjut Anang, kebanyakan menggunakan jalur India-Malaysia-Timor Timur dan berakhir di Indonesia. Jalur yang digunakan para sindikat itu adalah jalur laut.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Benny Mamoto memaparkan, hal tersebut adalah pola baru. Tahun 2009, pasokan narkotika ke Indonesia berasal dari China dan Belanda. Sementara itu, sindikat Iran memasok narkotika dari dalam negeri. Pasalnya, mereka memiliki laboratorium produksi narkotika sendiri di Indonesia.

Setelah tiga sindikat narkotika besar tersebut berhasil ditekan BNN, pasokan narkotika dari China dan Belanda menurun drastis, tetapi tidak bagi Iran. Meski pabrik narkotika di Indonesia ditutup, sindikat tersebut kembali membangun pabrik narkotika di negerinya sendiri dan tetap menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial.

"Yang kendalikan orang Iran, tetapi tren yang berkembang, mereka bekerja sama dengan orang Nigeria. Iran kasih barang, Nigeria yang jadi kurir atau dia yang merekrut kurir," ujar Benny.

Meski demikian, Benny memprediksi modus itu tak akan berlangsung lama. Pasalnya, modus itu memiliki biaya serta risiko tertangkap yang lebih besar ketimbang mendirikan pabrik narkotika di Indonesia.

Oleh sebab itu, Benny menegaskan seluruh masyarakat Indonesia waspada atas aktivitas orang asing di lingkungan sekitarnya.

"Harusnya Dinas Kependudukan juga peduli. Sampai RT dan RW-nya. Misalnya dia terdata betul, dia pekerjaannya apa, cek paspor dan visanya," imbuh Benny.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com