Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Serukan Perdamaian di Suriah

Kompas.com - 26/12/2012, 03:28 WIB

Vatican City, Selasa - Paus Benediktus XVI dalam pesan Natalnya, Selasa (25/12) siang, meminta agar dunia tidak kehilangan harapan akan perdamaian. Menurut Paus, selalu ada harapan perdamaian meski di tempat-tempat yang sedang dilanda konflik, seperti Suriah.

Menandai musim Natal kedelapan masa kepausannya, Paus berusia 85 tahun itu membacakan pesan ”Urbi et Orbi” (Kepada Kota dan Dunia) di hadapan puluhan ribu orang di Lapangan Basilika Santo Petrus di Vatican City, Vatikan.

Seusai memberi ucapan selamat Natal dalam 65 bahasa, Paus menggunakan analogi ”tanah yang baik” untuk menegaskan pandangannya bahwa pengharapan yang dilambangkan oleh Natal jangan pernah punah, bahkan dalam situasi terburuk.

”Tanah yang baik itu ada, dan kini pun, dalam tahun 2012, dari tanah yang baik ini kebenaran telah tumbuh. Oleh karena itu, ada pengharapan di dunia, sebuah pengharapan yang bisa kita percayai, bahkan dalam saat-saat paling sulit,” katanya.

Paus menyebut beberapa tempat konflik di dunia, tetapi memberikan penekanan pada Suriah, Nigeria, dan Mali.

”Semoga perdamaian tumbuh bagi rakyat Suriah yang terluka mendalam dan terpecah oleh sebuah konflik, yang bahkan tidak membedakan orang-orang tak berdaya dan menelan korban orang-orang tak bersalah,” tutur Paus.

Malam sebelumnya, pada Misa Natal tengah malam, Paus mendesak umatnya untuk memberi ruang bagi Tuhan dalam hidup mereka yang penuh dengan kesibukan menggunakan berbagai gadget berteknologi tinggi.

”Semakin cepat kita bisa bergerak, semakin efisien sarana penyingkat waktu kita, semakin sedikit waktu yang kita punyai. Dan, Tuhan? Pertanyaan soal Tuhan sepertinya tak penting lagi,” kata Paus.

Paus mengingatkan, jika orang tidak lagi mempunyai ruang bagi Tuhan dalam hidup mereka, mereka juga tak akan punya ruang bagi orang lain. ”Itu artinya, tak ada ruang juga untuk orang lain, untuk anak-anak, untuk orang miskin, untuk orang asing,” ungkap Paus Benediktus XVI.

Bermandikan cahaya

Suasana perayaan Natal juga terlihat meriah di Bethlehem, Tepi Barat, yang diyakini sebagai kota kelahiran Yesus Kristus. Pada malam Natal, ribuan orang Kristen dari seluruh dunia memenuhi alun-alun kota itu yang bermandi cahaya, dihias pohon Natal setinggi 17 meter.

Gereja Kelahiran di Bethlehem tak mampu menampung umat yang ingin merayakan misa Natal di dalamnya. Rula Maia’a, pejabat Kementerian Pariwisata Palestina, memperkirakan, 10.000 orang asing mengunjungi Bethlehem pada Natal dan 15.000 orang berkunjung pada malam Natal, naik 20 persen dari setahun sebelumnya.

Menurut dia, kenaikan terjadi karena pemberian status Situs Warisan Dunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada Gereja Kelahiran Yesus tahun ini. Penduduk Palestina juga menyambut hari Natal dengan kegembiraan karena pengakuan PBB atas Palestina bulan lalu.

Di Dakar, ibu kota Senegal, yang berpenduduk mayoritas Muslim, suasana Natal sangat terasa. Warga berbelanja hadiah untuk anak-anak dan Masjid Agung berhias lampu-lampu.

”Kami lahir dalam tradisi Senegal hidup berdampingan antara Muslim dan Kristen. Yang terpenting adalah sikap hormat satu sama lain,” kata Ibrahim Lo, seorang Muslim yang mencari hadiah untuk keempat anaknya.

Namun, tak semua warga dunia beruntung bisa merayakan Natal dalam kebahagiaan. Bagi para korban yang selamat dari topan Bopha di Filipina selatan, tahun ini tidak ada perayaan Natal. Sebagian warga masih hidup serba terbatas di tempat-tempat penampungan pengungsi.

Di Nigeria, malam Natal dinodai aksi sekelompok pria bersenjata yang menyerang sebuah gereja di bagian utara negeri itu. Enam orang, termasuk pastor gereja, tewas akibat serangan itu. Para penyerang kemudian membakar gereja tersebut.

Dalam keprihatinan

Perayaan malam Natal dalam suasana keprihatinan juga dijalani jemaat GKI Yasmin, Kota Bogor. Tahun ini menandai Natal ketiga saat mereka tidak dapat menjalankan ibadat di gedung gereja yang berada di Jalan KH Abdullah bin Nuh Nomor 31 karena masih disegel pemerintah setempat.

Juru bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging, menyatakan, ibadat malam Natal GKI Yasmin terpaksa dilakukan secara sembunyi-sembunyi di rumah salah satu anggota jemaat yang berjarak kurang dari 1 kilometer dari gedung gereja itu.

Persoalan perizinan pembangunan gedung GKI Yasmin telah dibawa ke pengadilan hingga mendapat putusan Mahkamah Agung serta mendapat rekomendasi dari Ombudsman RI. Terakhir, pada 21 Desember lalu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Bogor agar jemaat dapat beribadah di gedung mereka. Namun, gedung tetap disegel.

Selasa siang, jemaat GKI Yasmin bergabung dengan jemaat HKBP Filadelphia untuk menggelar ibadat Natal di ruang terbuka yang berada di seberang Istana Merdeka, Jakarta. Lebih dari 100 orang mengikuti ibadat yang dipimpin Pendeta Palti Panjaitan.

Mereka sengaja menyediakan dua kursi kosong di baris depan dengan harapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono akan hadir. Mereka telah mengirimkan undangan kepada Presiden untuk menghadiri ibadat tersebut, tetapi hingga perayaan berakhir, dua kursi itu tetap kosong.

Di Jakarta dan beberapa daerah di Nusantara, seperti Solo, Medan, Denpasar, Jayapura, Merauke, Kupang, Palangkaraya, Surabaya, Jombang, Gresik, Malang, dan Padang, perayaan Natal berlangsung aman dan lancar.

Di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, perayaan Natal sempat diwarnai penolakan dari salah satu organisasi masyarakat. Meski demikian, ibadah Natal akhirnya dapat berjalan lancar tanpa hambatan.

Senin malam, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama jajaran muspida memantau perayaan Natal di tiga gereja di Kota Bandung. Heryawan juga mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.  (Reuters/AFP/AP/DI/WHY/ UTI/KOR/SEM/COK/EKI/ WSI/ILO/ETA/RWN/SON/ INK/BAY/ODY/PRA/TIF/ACI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com