Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Anti-pemerkosaan Kembali Ricuh

Kompas.com - 24/12/2012, 02:29 WIB

New Delhi, Minggu - Polisi di ibu kota India, New Delhi, menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan unjuk rasa mahasiswa dan warga yang berakhir dengan bentrokan. Pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota yang dijaga ketat untuk memprotes insiden pemerkosaan dan pemukulan terhadap seorang mahasiswi penumpang bus berusia 23 tahun, pekan lalu.

Polisi berusaha membubarkan unjuk rasa karena Pemerintah India hari itu telah melarang lebih dari lima orang berkumpul di pusat kota New Delhi. Larangan itu dikeluarkan sehari setelah demonstrasi ribuan mahasiswa berakhir ricuh karena lontaran gas air mata dan meriam air oleh polisi. Namun, ribuan orang tidak mengindahkan larangan itu dan berkumpul di dekat monumen Gerbang India untuk mengungkapkan kemarahan mereka.

Polisi bersenjatakan pentungan berusaha menahan demonstran bergerak menuju istana presiden, seperti yang terjadi dalam unjuk rasa sehari sebelumnya. Saat itu, sedikitnya 30 orang, termasuk beberapa polisi, harus dirawat di rumah sakit karena cedera.

Demonstrasi berlangsung meski Menteri Dalam Negeri Sushilkumar Shinde berjanji mempertimbangkan tuntutan utama massa. Mahasiswa menuntut hukuman mati bagi enam tersangka pemerkosa yang ditangkap oleh polisi setelah serangan pada 16 Desember itu.

Sekelompok demonstran bertemu dengan Sonia Gandhi, Ketua Partai Kongres yang berkuasa, dan putranya yang juga anggota parlemen, Rahul Gandhi. Mereka menuntut para tersangka segera diadili.

New Delhi memiliki angka kejahatan seks tertinggi di antara kota-kota besar India. Catatan polisi memperlihatkan, sedikitnya terjadi satu pemerkosaan setiap 18 jam di kota itu.

Sebagian besar serangan seksual tidak dilaporkan dan tidak menarik perhatian. Namun, brutalnya serangan terakhir menimbulkan protes terbesar di New Delhi sejak demonstrasi antikorupsi yang mengguncang pemerintahan Perdana Menteri Manmohan Singh, medio 2011.

Korban, seorang mahasiswi fisioterapi yang berjuang untuk bertahan hidup sejak serangan tersebut, memberi pernyataan pertama kepada polisi di rumah sakit tempatnya dirawat, Sabtu malam.

”Keenam lelaki itu bergantian menyerang saya secara seksual. Mereka melemparkan kami ke pinggir jalan, lalu saya pingsan,” katanya kepada polisi, seperti dikutip harian Hindustan Times.

Kesaksiannya mengonfirmasi rincian peristiwa yang diperoleh polisi dari rekan pria korban, yang juga turut dipukuli dan dilemparkan dari bus.

Polisi mengatakan, keenam tersangka yang telah ditangkap saat itu dalam keadaan mabuk. Mereka mencuri sebuah bus berkaca gelap untuk jalan-jalan. Mahasiswi itu dan temannya yang baru pulang menonton bioskop naik ke bus tanpa curiga. Enam pria lalu menyerang dan bergantian memerkosanya. Akibat serangan itu, korban menderita cedera perut yang parah karena dipukuli batang besi.

Pemerintah telah mengatakan sedang mempertimbangkan memasukkan hukuman mati untuk kasus pemerkosaan yang ekstrem. (AFP/Reuters/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com