Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2012, 13:28 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com — Para aktivis perempuan di India menyerukan hukuman yang lebih keras untuk para pelaku perkosaan setelah angka perkosaan di negeri itu meningkat pesat.

Berdasarkan data dari Pemerintah India, di negeri itu perkosaan terjadi setiap 20 menit. Ironisnya, di saat angka perkosaan atau pelecehan seksual meningkat, jumlah pelaku yang mendapat hukuman justru menurun.

Dalam satu tahun terakhir terjadi sejumlah kasus perkosaan yang menarik perhatian banyak pihak. Salah satu kasus paling mengenaskan terjadi di Negara Bagian Haryana, November lalu.

Peristiwa ini menimpa Shubnam,seorang gadis berusia 16 tahun, yang diperkosa delapan pemuda desanya. Lebih mengenaskan lagi, para pemerkosanya itu merekam adegan brutal itu menggunakan ponsel mereka.

Saat ayah Shubnam mengetahui peristiwa pemerkosaan putrinya telah tersebar di seluruh desa, dia bunuh diri karena tak tahan menanggung malu.

Haryana adalah negara bagian pertanian tempat kaum pria masih mendominasi kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian besar rakyat Haryana, kehormatan keluarga dan keharusan menghidari rasa malu adalah masalah hidup dan mati.

Dan biasanya, perempuan India korban perkosaan biasanya enggan disebut namanya. Namun, Shabnam berbeda. Dia justru ingin dunia tahu peristiwa mengerikan yang menimpanya karena dia berkata sudah banyak korban seperti dirinya dan dia tak ingin jatuh korban lagi.

"Saya tak ingin pengorbanan nyawa ayah saya menjadi sia-sia. Saya memutuskan untuk menghukum mereka semua sehingga apa yang terjadi pada diri saya tak akan terjadi para orang lain," kata Shubnam.

Luka-luka fisik Shubnam akibat serangan itu sudah pulih. Namun, ibunya, Rani, khawatir luka psikologis putrinya tak akan pernah hilang.

"Putrinya saya ketakutan dan depresi. Dia jarang berbicara karena banyak ketakutan di dalam pikirannya," ujar Rani.

Meningkatnya angka pelecehan seksual dan perkosaan di Haryana menunjukkan apa yang terjadi di hampir seluruh negara bagian India.

Sebagian besar rakyat India masih lebih menginginkan anak laki-laki ketimbang perempuan sehingga pembunuhan anak perempuan dan aborsi janin perempuan adalah hal lazim. Di Haryana tercatat hanya terdapat 830 anak perempuan dibandingkan dengan 1.000 anak laki-laki.

Aktivis perempuan Rishi Kant mengatakan, masalah ini sudah mengakar dalam masyarakat India.

"Karena masalah-masalah ini, pembunuhan anak perempuan dan aborsi janin perempuan jamak terjadi,"
kata Rishi.

"Akibat minimnya jumlah anak perempuan, anak laki-laki kerap melakukan kejahatan semacam ini dan para pelaku perkosaan seharusnya menjalani pengadilan kilat dengan hukuman setimpal untuk mereka," lanjut Rishi.

Para aktivis perempuan India mengatakan, undang-undang perlindungan perempuan di negeri itu sebenarnya lebih dari cukup. Hanya saja sejauh ini kebijakan yang mendukung dan hukuman setimpal masih sangat kurang diterapkan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com