Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Park Geun-hye Presiden Korsel

Kompas.com - 20/12/2012, 03:48 WIB

SEOUL, RABU - Park Geun-hye, putri mantan Presiden Korea Selatan, Park Chung-hee, dipastikan terpilih sebagai presiden baru negara itu, Rabu (19/12). Penghitungan suara sementara menunjukkan Geun-hye unggul, dan rivalnya, Moon Jae-in dari Partai Demokrat Bersatu, telah mengaku kalah.

Geun-hye mencatat sejarah sebagai perempuan presiden pertama Korea Selatan (Korsel) dan perempuan pertama yang menjadi pemimpin negara di kawasan Asia Timur di era modern. Kantor Presiden Korsel Lee Myung- bak memberi ucapan selamat kepada Geun-hye meski penghitungan suara belum usai.

Hingga menjelang Rabu tengah malam waktu Korea, penghitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilu Nasional Korea menunjukkan, Geun-hye meraih 51,5 persen suara pemilih, sementara Moon mendapat 48 persen suara.

Dengan hanya 16 persen suara pemilih yang belum dihitung, Moon langsung mengakui kekalahannya. ”Semua pihak telah memberikan yang terbaik, tetapi kemampuan saya masih kurang. Dengan rendah hati, saya menerima hasil pemilu ini,” tutur Moon dalam pernyataan resmi.

Kemenangan Geun-hye ini sebelumnya telah diprediksi tiga stasiun televisi nasional Korea Selatan (Korsel), yakni KBS, SBS, dan MBC. Hanya stasiun televisi YTN yang memprediksi kemenangan Moon.

Sejumlah pendukung yang berkumpul di depan kediaman Geun-hye di selatan kota Seoul langsung bersorak gembira merayakan kemenangan itu. Di tengah suhu udara minus 10 derajat celsius, mereka bergembira sambil mengibarkan bendera Korsel.

”Saya percaya dia. Dia akan menyelamatkan negara kami. Ayahnya telah menyelamatkan negara ini,” tutur Park Hye-sook (67), warga Seoul yang mengaku memilih Geun-hye.

Geun-hye adalah putri mantan Presiden Korsel, Park Chung- hee. Chung-hee dipuja karena dianggap sukses membangkitkan ekonomi Korsel, sekaligus dibenci karena dianggap sebagai diktator. Dia tewas dibunuh kepala dinas intelijennya sendiri pada tahun 1979.

Geun-hye maju dalam pemilihan presiden sebagai kandidat dari partai konservatif. Sementara Moon adalah kandidat partai liberal, Partai Demokrat Bersatu (DUP).

Pemilih antusias

Proses pemungutan suara berlangsung selama 12 jam dan berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat. Jutaan warga ”Negeri Ginseng” itu tampak antusias mendatangi tempat-tempat pemungutan suara walau didera cuaca dingin membeku.

Tercatat 75 persen pemilih datang memberikan suara mereka. Angka itu jauh melonjak jika dibandingkan pemilu tahun 2007 yang hanya mencapai 63 persen.

Antusiasme para pemilih dalam pemilu presiden kali ini diduga terkait sejumlah isu krusial yang diusung masing-masing kandidat, seperti masalah ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Kemenangan Geun-hye ini menandai Korsel memasuki babak sejarah baru karena untuk pertama kali negeri itu akan dipimpin seorang perempuan.

Sejumlah persoalan besar sudah menunggu siapa pun yang memenangi kursi kepresidenan kali ini.

Sejumlah persoalan yang mendesak, antara lain, masalah hubungan dengan Korea Utara (Korut) dan persoalan ekonomi.

Presiden terpilih juga harus langsung berpikir keras bagaimana mewujudkan janji-janji selama kampanye.

Geun-hye akan mulai menjalani satu kali masa jabatan selama lima tahun pada Februari 2013.

Terkait isu hubungan dengan Korut, Geun-hye, sebagaimana lazimnya politisi kubu konservatif, diduga akan mengambil pendekatan ekstra hati-hati.

Geun-hye tidak menikah dan tidak memiliki anak. Ia berjanji hidupnya akan digunakan untuk mengabdi secara total kepada negara.

(BBC/AFP/AP/Reuters/ DWA/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com