Proses pemungutan suara berlangsung selama 12 jam dan berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat. Jutaan warga ”Negeri Ginseng” itu tampak antusias mendatangi tempat-tempat pemungutan suara walau didera cuaca dingin membeku.
Tercatat 75 persen pemilih datang memberikan suara mereka. Angka itu jauh melonjak jika dibandingkan pemilu tahun 2007 yang hanya mencapai 63 persen.
Antusiasme para pemilih dalam pemilu presiden kali ini diduga terkait sejumlah isu krusial yang diusung masing-masing kandidat, seperti masalah ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Kemenangan Geun-hye ini menandai Korsel memasuki babak sejarah baru karena untuk pertama kali negeri itu akan dipimpin seorang perempuan.
Sejumlah persoalan besar sudah menunggu siapa pun yang memenangi kursi kepresidenan kali ini.
Sejumlah persoalan yang mendesak, antara lain, masalah hubungan dengan Korea Utara (Korut) dan persoalan ekonomi.
Presiden terpilih juga harus langsung berpikir keras bagaimana mewujudkan janji-janji selama kampanye.
Geun-hye akan mulai menjalani satu kali masa jabatan selama lima tahun pada Februari 2013.
Terkait isu hubungan dengan Korut, Geun-hye, sebagaimana lazimnya politisi kubu konservatif, diduga akan mengambil pendekatan ekstra hati-hati.
Geun-hye tidak menikah dan tidak memiliki anak. Ia berjanji hidupnya akan digunakan untuk mengabdi secara total kepada negara.