Marzouki, sekuler dan sekutu kiri tengah Partai Islam Ennahda yang memimpin koalisi berkuasa di Tunisia, menekankan, pemerintahannya tak mempunyai ”tongkat ajaib” untuk mengatasi persoalan negara dengan cepat, termasuk pengangguran. Ia berkali-kali meminta rakyat bersabar dan berjanji melakukan perbaikan ekonomi dalam enam bulan.
”Pemerintah tak mempunyai tongkat ajaib untuk melakukan perubahan. Butuh waktu untuk memperbaiki apa yang telah kita warisi dari era kediktatoran selama 50 tahun,” kata Marzouki, yang disambut cemoohan massa.
Rakyat Tunisia tidak puas dengan gaya kepemimpinan Marzouki yang lamban. Mereka mengeluhkan buruknya infrastruktur dasar dan fasilitas umum yang sangat terbatas.
Warga telah mengejek Marzouki sejak pagi hari saat dia meletakkan karangan bunga di makam Mohamed Bouazizi.
”Orang-orang di pemerintahan bekerja seperti ingin mendorong kita melakukan revolusi baru. Tidak ada yang berubah bagi kami,” kata Midani Khassemi, penganggur yang terluka dalam aksi tahun lalu.
Kelompok radikal tumbuh menguat di Tunisia. Mereka kerap terlibat dalam protes mendorong jatuhnya pemerintah, yang dinilai lamban menanggapi tuntutan rakyat.