Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar: Rakyat Malaysia Tak Senang dengan Penghinaan

Kompas.com - 18/12/2012, 06:03 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin menyebut Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie dan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebagai sesama pengikut imperialisme lantaran bersedia menyerahkan negaranya ke lembaga Dana Moneter Internasional (IMF). Ungkapan pengikut imperialisme itu disampaikan dengan kata-kata yang kasar.

Bagaimana tanggapan Anwar? "Saya tidak pandang terlalu serius ini orang-orang. Saya sudah ulas, itu dangkal, keji, dan biadab," kata Anwar seusai menonton pemutaran perdana film Habibie & Ainun di Jakarta, Senin (17/12/2012 ) malam.

Anwar mengatakan, pandangan rakyat Malaysia berbeda dengan pandangan Zainudin maupun elite politik di Malaysia lainnya. Rakyat Malaysia, kata dia, tidak senang dengan penghinaan seperti itu.

"Bahkan, partai-partai politik dan ormas menuntut Partai UMNO dan Zainudin memohon maaf. Seharusnya, orang-orang seperti Pak Najib (Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib Tun Razak) atau UMNO membetulkan karena itu media UMNO. Rakyat tidak senang dengan cara seperti ini," ucap Anwar.

Meski demikian, Anwar berharap pernyataan Zainudin itu tidak merusak hubungan baik Indonesia-Malaysia. "Itu kerja orang-orang yang dangkal, biadab, rendah akal budi sehingga tidak harus mengganggu hubungan baik," pungkasnya.

Seperti diberitakan, penghinaan Habibie dan Anwar oleh Zainudin tertulis di harian Utusan Malaysia, Senin (10/12/2012). Artikel tersebut juga diunggah di situs harian itu. Zainuddin menyebut Habibie sebagai "penggunting dalam lipatan" terhadap Presiden ke-2 RI Soeharto dan penyebab perpecahan Indonesia dengan munculnya 48 partai politik.

Zainudin juga menyebut Habibie pengkhianat bangsa karena memenuhi desakan Barat menggelar jajak pendapat di Timor Timur.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pernyataan Zainudin tidak etis dan melebihi batas kepatutan. Menurut Presiden, peryataan itu akan mengganggu hubungan antara Indonesia dan Malaysia yang telah terjalin dengan baik.

Untuk itu, Presiden akan mengangkat permasalahan itu dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia. Rencananya, Presiden akan bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia, siang nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com