Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Keluarga Diduga Jadi Motif Adam Lanza

Kompas.com - 17/12/2012, 14:05 WIB

CONNECTICUT, KOMPAS.com — Mengapa Adam Lanza (20) melakukan aksi mautnya yang menewaskan puluhan siswa SD Sandy Hook, hal itu memang masih menjadi pertanyaan. Polisi menduga Adam memiliki masalah di rumah, tetapi belum berhasil menduga motif di belakang perbuatannya.

Sejumlah sumber mengatakan, para penyidik menduga keterasingan dan kecanggungan sosial Adam Lanza sangat mirip dengan penderita sindrom Asperger. Sindrom ini adalah bagian dari spektrum autisme yang ditandai dengan sulit melakukan interaksi sosial. Namun, kebanyakan penderita sindrom Asperger justru memiliki keahlian khusus yang tinggi. Sejauh ini belum ada yang terkait kekerasan.

"Penting bagi masyarakat untuk memahami tidak ada korelasi antara diagniosis sindrom Asperger dengan perilaku kekerasan," ujar psikiater senior dari Institut Kehidupan Hartford, Dr Harold Schwartz.

Penyebab seseorang bisa melakukan tindakan yang sedemikian mengerikan, lanjut Dr Schwartz, memang sulit dipahami.

"Sejujurnya, ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab, tetapi ada polanya," kata Dr Schwartz.

"Ada banyak orang yang "kesedihannya terkumpul", orang-orang yang merasa tersinggung dan kemudian kebenciannya terkumpul. Sayangnya mereka tak memiliki kemampuan untuk menunjukkan perasaannya dengan cara yang produktif," papar Schwartz.

Sementara itu, keluarga Adam Lanza mengaku kehabisan kata-kata untuk menjelaskan perbuatan mengerikan Adam.

"Seperti Anda, kami juga ingin tahu mengapa dia melakukan itu," ujar Marsha Lanza, bibi Adam yang tinggal di Chicago.

Pemuda penyendiri
Banyak yang bertanya siapa sebenarnya Adam Lanza, pemuda yang tega membunuh puluhan anak tak berdosa di SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut, Jumat (14/12/2012) lalu.

Sejumlah teman SMA Adam mengingat pemuda itu sebagai seorang anak kurus, berambut gaya shaggy, yang hampir tak pernah berbicara, berjalan sangat dekat dengan tembok koridor dan sering kali sambil menenteng laptop.

Sebuah kalimat yang kerap terdengar dari kawan-kawan sekolah soal Adam Lanza adalah, "Saya tahu dia, tapi tidak kenal dia."

Adam Lanza tinggal bersama ibunya di rumah seluas 370 meter persegi bernilai 700.000 dollar AS atau sekitar Rp 6,7 miliar. Adam tinggal bersama ibunya setelah kedua orangtuanya bercerai pada 2009 lalu.

Saat polisi menggeledah kediamannya, mereka menemukan kamar tidur Adam sangat rapi dan teratur. Adam tampaknya tidur di salah satu kamar dan menyimpan peralatan komputernya di kamar yang lain. Sejumlah sumber juga mengatakan polisi menemukan bukti bahwa Adam kerap memainkan permainan komputer yang penuh kekerasan.

Hubungan Adam dengan kakak laki-lakinya, Ryan Lanza (24), tidak bagus. Mereka tak bertegur sapa sejak 2010 lalu, begitu menurut kerabat keluarga Lanza. Adapun Ryan bekerja untuk perusahaan finansial Ernst & Young dan tinggal di Hoboken, New Jersey.

Bibi Adam, Marsha Lanza mengatakan sepengetahuan dirinya, Nancy memang memiliki tiga pucuk senjata di kediamannya.

"Nancy adalah orang yang sulit dipahami. Tapi dia tak akan membiarkan senjatanya di tempat sembarangan," kata Marsha kepada wartawan di kediamannya di Crystal Lake, Chicago.

"Satu-satunya alasan mengapa dia menyimpan senjata adalah untuk keamanan dirinya," tambah Marsha.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com