Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Asal Brebes Terancam Hukuman Mati

Kompas.com - 17/12/2012, 11:44 WIB
Siwi Nurbiajanti

Penulis

BREBES, KOMPAS.com - Satu lagi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi terancam hukuman pancung. TKI tersebut, yaitu Karni (35), asal Desa Karangjunti, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Karni terancam hukuman mati, karena diduga membunuh anak majikannya yang berusia empat tahun, dengan menggunakan pisau, sekitar akhir September lalu.

Kepala Desa Karangjunti, Raudloh mengatakan, informasi mengenai kasus yang menimpa warganya tersebut diterima pada awal Oktober lalu, dari Kementerian Luar Negeri RI. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kementerian Luar Negeri, Karni diduga membunuh anak majikannya di Yanbu, Arab Saudi, saat di rumah hanya ada mereka berdua. Setelah membunuh, TKI tersebut mencoba bunuh diri, dengan meminum cairan pembersih lantai. Namun jiwanya terselamatkan.

Menurut Raudloh, warganya diduga nekat membunuh, karena takut mendapatkan ancaman melalui layanan pesan singkat (SMS). Dalam SMS tersebut, Karni diancam akan dibunuh dan dipotong-potong, apabila tidak membunuh anak majikannya. Berdasarkan informasi terakhir yang diterimanya pada November lalu, Karni telah menjalani rekonstruksi pembunuhan."Informasi terakhir, belum masuk persidangan," kata Raudloh.

Sementara itu, keluarga korban sangat berharap, agar Karni bisa kembali ke Brebes dalam kondisi selamat. Anak ketiga pasangan Medi (70) dan Iroh (60) tersebut berangkat ke Arab Saudi pada 2009, melalui PT Vita Melati.

Menurut penuturan kakak Karni, Rasti (43), adiknya sudah tujuh tahun mengadu nasib ke Arab Saudi, dengan harapan bisa mengumpulkan uang untuk membangun rumah di kampung halaman. Keberangkatan pada 2009 merupakan keberangkatan yang ketiga kalinya. Seharusnya, Karni sudah selesai menjalani kontrak pada 2011 lalu. Namun, dia memperpanjang pekerjaannya di Arab, hingga tahun 2012.

Selama bekerja di Arab, Karni juga rutin mengirim uang untuk suaminya, Darpin (35), serta ketiga anaknya, Sukron Hidayat (18), Kadarisman (16), dan Desi Sri Rahayu (8). "Terkadang empat bulan sekali kirim, kadang tiga bulan sekali. Kalau empat bulan sekali kirim uang, bisa sekitar Rp 7 juta, atau Rp 4 juta sekali kirim," tutur Rasti.

Menurut Iroh, anaknya merupakan anak yang sopan, rajin beribadah, dan suka membantu saudara. Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah membantu Karni, sehingga TKI tersebut terbebas dari hukuman, dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga di Brebes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com