Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Referendum Lancar

Kompas.com - 16/12/2012, 03:08 WIB

Kairo, Kompas - Pelaksanaan referendum tahap pertama atas rancangan konstitusi baru di Mesir, Sabtu (15/12), secara umum berjalan lancar. Antusiasme tinggi warga untuk berpartisipasi membuat komisi referendum memperpanjang batas waktu pemungutan suara selama dua jam.

Semula dikhawatirkan hari referendum akan berjalan tidak aman karena kuatnya pertentangan antara kubu pro dan anti-Mursi. Gangguan kecil memang sempat terjadi, seperti di Distrik Ain Syam, Kairo. Di tempat ini, satu TPS di Madrasah Palestina ditutup karena pecah bentrokan antara pendukung dan penentang Presiden Muhammad Mursi.

Jumat malam, menjelang hari referendum, massa pro dan anti-Mursi juga bentrok di depan rumah sakit universitas di kota Alexandria. Bentrokan, yang melibatkan saling lempar batu dan penggunaan senjata tajam, itu menimbulkan korban luka-luka dari dua pihak. Polisi menembakkan gas air mata untuk melerai dua kubu. Di kota Port Said, massa pro-Mursi juga sempat menyerang massa anti-Mursi.

Antrean panjang

Antrean para pemilih yang mencapai panjang 100 meter terlihat, misalnya, di sekolah menengah yang terletak di Jalan Taha Hussein, Distrik Zamalek. Antrean untuk para pemilih laki-laki dan perempuan serta orang-orang tua dipisahkan. Tentara dan polisi berjaga di pintu gerbang kompleks sekolah.

Distrik Zamalek ini adalah kawasan hunian kelas atas Mesir. Sejak TPS dibuka pukul 08.00, para pemilih sudah mengantre dan hingga pukul 13.00, antrean bertambah panjang. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Trias Kuncahyono dan Musthafa Abd Rahman dari Kairo.

Pemandangan berbeda terlihat di TPS 61 dan 62 yang terletak di SD Ammar bin Yasir, Distrik Sahil, Syubro Masr, yang merupakan kawasan hunian kelas bawah. Dua TPS ini terlihat tak begitu ramai. Hanya 5-6 orang berada di antrean, semuanya perempuan.

Baik di Zamalek maupun Syubro, polisi dan tentara mengizinkan wartawan masuk dan memotret. Namun, di Distrik Wikalah, satu kawasan hunian kelas bawah lain, tentara melarang wartawan mendekati TPS. ”Kalau mau meliput, harus ada izin dari bagian humas kementerian dalam negeri,” ujar seorang tentara.

Harus menerima

Seorang pemilih di TPS 61, Mona Ali (43), mengaku telah memberikan suara ”ya” atas rancangan konstitusi. ”Saya melihat Presiden Mursi memiliki niat baik dalam semua keputusannya selama ini. Saya percaya, dia seorang demokratis,” kata Mona.

Sebaliknya, Adli Amal (63), yang memberikan suara di TPS 3 di Zamalek, mengaku memilih ”tidak”. Ia khawatir, jika makin memegang kekuasaan di Mesir, kubu islamis akan mengubah kurikulum sekolah dan ada pembatasan dalam pendidikan.

Salah satu pemimpin koalisi oposisi Front Penyelamatan Nasional (FPN), Amr Mousa, mengatakan, referendum berjalan cukup baik di bawah pengawasan langsung para hakim. Ia menambahkan, siapa pun tidak bisa menggugat hasilnya nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com