WASHINGTON, KOMPAS.com — Para pendukung gagasan pengendalian penggunaan senjata berkumpul di luar Gedung Putih saat hari mulai senja, Jumat (14/12/2012). Mereka memegang lilin, berdoa, dan menuntut tindakan Presiden Barack Obama setelah penembakan mengerikan yang menewaskan 27 orang di sebuah sekolah di Connecticut.
Sekitar 50 pengunjuk rasa meringkuk berdekatan pada malam dingin, beberapa memegang spanduk berbunyi "Lindungi Anak-anak Kita, Larang Senjata Sekarang" dan "Bapak Presiden, Kami mengharapkan tindakan Anda".
Pendukung gagasan kontrol terhadap senjata, Pendeta Michael McBride, meminta Obama untuk membuat peraturan kontrol senjata ketika ia mulai periode keduanya sebagai Presiden AS pada Januari mendatang.
"Kami percaya Presiden kita adalah pemimpin negara kita, kami percaya Presiden kita orang yang bijaksana, seorang pria berbelas kasih. Kami menginginkan kepemimpinan dan kami menginginkan tindakan," kata McBride.
Pengunjuk rasa menyanyikan lagu "We Shall Overcome" sambil memeluk orang di samping mereka. Aksi mereka itu berlangsung beberapa jam setelah seorang pria bersenjata mengamuk di sebuah sekolah dan menewaskan 20 anak-anak kecil dan enam orang dewasa di Newtown, Connecticut.
Penembakan mematikan merupakan kejadian biasa di tempat-tempat umum AS, yang sering berakhir hanya ketika pria bersenjata itu ditembak atau bunuh diri. Selasa lalu, seorang pria dengan senapan semiotomatis menyerbu sebuah pusat perbelanjaan di Oregon. Ia menewaskan dua orang dan kemudian membunuh dirinya sendiri.
Dalam insiden baru-baru ini yang paling terkenal, yang terjadi pada Juli, James Holmes, yang berusia 24 tahun, menewaskan 12 orang dan melukai 58 orang lain ketika ia melepaskan tembakan pada saat pemutaran perdana film Batman yang terbaru di Aurora, Colorado.
Bulan lalu, seorang pria bersenjata bernama Jared Loughner dipenjara seumur hidup karena membunuh enam orang di Tucson, Arizona, pada Januari 2011, dalam sebuah serangan yang menyasar anggota Kongres, Gabrielle Giffords. Korban yang ditembak di kepala dari jarak dekat itu selamat.
Meski ada sejumlah tragedi semacam itu, dukungan bagi adanya undang-undang kepemilikan senjata yang lebih ketat masih terbelah. Banyak orang Amerika menentang pembatasan terhadap apa yang mereka anggap sebagai hak konstitusional untuk memiliki senjata api di rumah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.