Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Dunia Terkejut dan Ngeri dengan Pembantaian di AS

Kompas.com - 15/12/2012, 10:11 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Para pemimpin dunia menyatakan terkejut dan ngeri dengan pembantaian terhadap 20 anak-anak dan enam guru mereka oleh seorang pria bersenjata di negara bagian Connecticut, AS, Jumat (14/12/2012). Tragedi itu menjadi salah satu peristiwa penembakan terburuk di sekolah dalam sejarah.

Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menulis surat kepada Gubernur Connecticut, Dan Malloy, untuk menyampaikan belasungkawa terdalam atas pembunuhan mengejutkan itu. "Menyasar anak-anak merupakan hal keji dan tak terpikirkan," kata Ban dalam kecaman terhadap kejahatan yang "mengerikan" tersebut.

Kepala Diplomasi Uni Eropa, Catherine Ashton, menyatakan terkejut dengan penembakan tragis itu. Kepala Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso, menyampaikan rasa "shock berat dan ngeri"-nya setelah mendengar tentang pembantaian di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, yang ia sebut sebagai "tragedi yang mengerikan". "Kehidupan kaum muda yang penuh harapan telah hancur," katanya dalam sebuah pernyataan.

Presiden Perancis Francois Hollande, dalam sebuah surat terbuka kepada Presiden AS Barack Obama, mengatakan, ia merasa sangat "ngeri". "Dalam kondisi tragis ini, saya ingin menyampaikan rasa terkejut dan kesedihan saya yang mendalam sehubungan dengan aksi kekerasan yang tak terperikan di sebuah sekolah dasar sehingga merenggut banyak korban," katanya.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan di dalam satu pernyataan, "Perhatian saya buat para korban cedera dan mereka yang telah kehilangan orang-orang tercinta. Sungguh menyedihkan saat memikirkan orang yang anaknya direnggut dari mereka dalam usia semuda itu ketika mereka sedang menghadapi kehidupan yang membentang di depan mereka," kata Cameron.

"Berita itu mengerikan. Hati dan doa rakyat Kanada ada bersama siswa dan keluarga yang terkena dampak kekerasan yang tidak masuk akal itu," tulis Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper, di akun Twitter-nya. Menteri Luar Negeri Kanada John Baird mengatakan, rakyat Kanada "bahu- membahu dengan teman-teman Amerika kami di masa sulit ini."

Para anak korban dilaporkan berusia antara lima hingga 10 tahun.

Ratu Inggris Elizabeth II mengirim pesan kepada Presiden Barack Obama. Ia bilang bahwa dirinya sangat terkejut dan sedih mendengar penembakan itu. "Perhatian dan doa setiap orang di Inggris dan seluruh persemakmuran ada bersama keluarga dan teman-teman mereka yang tewas dan bersama semua orang yang telah terpengaruhi oleh peristiwa hari ini."

Perdana Menteri Australia, Julia Gillard mengatakan, Australia berduka bersama Amerika hari ini setelah penembakan massal terhadap anak-anak di sekolah dasar dan para guru di Connecticut. "Seperti Presiden Obama dan rakyat Amerika, hati kami juga hancur. Kami terkejut dengan tindakan tidak masuk akal dan kejahatan yang tidak bisa dimengerti ini," ujar Gillard.

Walau berita itu beredar Jumat malam, dengan keterbatasan komentar resmi, situs-situs web surat kabar dan media siaran menyiarkan liputan langsung tanpa henti. Polisi mengatakan, pria bersenjata itu, Adam Lanza, telah menewaskan 20 murid dan enam orang dewasa.

"Panik! Teriakan! Operasi Massal! Pembunuhan Massal di Sekolah AS!" judul berita utama di harian Bild, Jerman.

Jerman, Perancis, Inggris, dan negara Eropa lain pernah mengalami peristiwa penembakan serupa. Di Norwegia, tahun lalu, seorang pria membantai 77 orang, tetapi para pengamat di Eropa segera menuding tingkat yang lebih tinggi di Amerika. Kepemilikan senjata oleh warga sipil merupakan faktor penyebab seringnya penembakan.

"Jika bukan sekarang, kapan waktunya untuk membahas mengenai pengendalian senjata?" demikian judul di satu artikel di harian Inggris, Guardian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com