JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban topan Pablo, Filipina hingga hari keempat musibah itu berlangsung, Minggu (9/12/2012).
Topan yang juga dikenal dengan nama Bopha berkecepatan 150-180 kilometer per jam itu melanda Davao Oriental atau sekitar 90 Kilometer dari Kota Davao, Filipina. Hal ini disampaikan Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri, PLE Priatna melalui siaran pers Kemenlu yang diterima wartawan, Minggu.
Priatna usai menerima laporan perkembangan terakhir di Filipina dari Konsulat Jenderal RI di Davao, Eko Hartono. "KJRI di Davao melakukan langkah tanggap dengan memberikan bantuan di wilayah Davao Oriental," ujar Priatna.
Hari ini, lanjutnya, KJRI di Davao menyerahkan bantuan dari Pemerintah Indonesia berupa makanan sekitar satu ton atau senilai 3000 dollar AS untuk korban topan Pablo. Atas nama pemerintah Indonesia, katanya, Konjen RI menyampaikan ucapan turun berduka cita dan simpati atas korban jiwa akibat musibah di Filipina tersebut.
Berdasarkan catatan otoritas setempat, sebanyak 407 orang meninggal dunia dan diperkirakan lebih dari 500 orang penduduk hilang akibat terjangan topan tersebut. Dewan Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina, Jumat, menyiarkan, dari korban jiwa yang dilaporkan, hanya 73 mayat yang sudah diidentifikasi. Kebanyakan korban yang tak teridentifikasi diperkirakan berasal dari Provinsi Compostela Valley di bagian selatan negeri itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.