Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Warga Australia Jadi Korban Penipuan

Kompas.com - 09/12/2012, 13:07 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

ADELAIDE, KOMPAS.com — Di saat banyak warga Australia berusaha mendapatkan pasangan hidup melalui situs mencari jodoh di dunia maya, sebagian dari mereka banyak yang tertipu.

Dalam enam bulan tahun 2012,  warga Australia diperkirakan dirugikan sekitar 10 juta dollar Australia (lebih dari Rp 100 miliar).

Menurut data yang dikeluarkan Komisi Konsumen dan Kompetisi Australia (ACCC), sejak tahun 2009, sebanyak 4.900 orang menjadi korban penipuan dan rugi sekitar 52 juta dollar Australia karena situs mencari jodoh.

ACCC sudah menerapkan aturan baru sejak bulan Februari bagi situs mencari jodoh tersebut, tetapi masalahnya tidak juga terselesaikan, malah yang melapor semakin banyak sebagaimana  dilaporkan situs smh.com.au.

Menurut ACCC, tingkat penipuan lewat situs seperti ini mencapai 50 persen, yang berarti separuh dari mereka yang bergabung akan kehilangan uang mereka, kebanyakan ditipu oleh sindikat internasional. 

"Kebanyakan penipu ini berpura-pura jatuh cinta, merayu, dan menyampaikan cerita romantis palsu. Korban memang sengaja dicari, mereka yang tampak lemah yang kemudian akan membeberkan data pribadi mereka," kata seorang juru bicara ACCC.

Setelah sang korban "jatuh cinta", penipu di situs jodoh ini akan mengatur pertemuan, tetapi kemudian membatalkannya dengan alasan adanya kematian, kecelakaan, atau sakit dan meminta dikirimkan uang lewat bank atau cara lain.

Koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, melaporkan, petunjuk baru yang diharuskan oleh ACCC kepada situs mencari jodoh  mewajibkan mereka untuk mengecek kebenaran anggota yang mendaftar dan juga alamat protokol internet.

Para penipu ini sering kali mencuri gambar dari situs model, sementara mereka berdomisili di Nigeria, Ghana, Eropa Timur, dan beberapa negara Asia.

Menurut juru bicara salah satu situs, eHarmony, Jason Chuck, sindikat internasional ini selalu berubah dan mengubah cara penipuan agar tidak tertangkap.

"Sangat susah untuk mengetahui dengan pasti asal penipu karena mereka bisa memindah alamat IP ke lokasi lain," kata Chuck.

"Kami memiliki sistem otomatis yang melakukan pengecekan berkala, dan juga tim yang memonitor para pengguna, yang berusaha mendeteksi bila ada kegiatan yang mencurigakan," tutur Chuck.

Glenis Carroll, direktur pelaksana situs RSVP, mengatakan bahwa para pengguna situs jodoh ini memang harus bersikap waspada dan menggunakan akal sehat.

"Misalnya jangan memberikan uang kepada orang yang belum pernah ditemui. Jangan percaya begitu saja yang Anda lihat di internet adalah orang sebenarnya, apalagi kalau nanti ada permintaan kiriman uang, Anda patut curiga," kata Carroll.

Salah seorang yang terhindar dari penipuan adalah Cassandra Pybus yang berkenalan dengan seseorang bernama Charles lewat situs eHarmony

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com